Sejumlah Petarung Kena PHK, Tanda UFC Mulai Bangkrut?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejumlah petarung terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh UFC. Banyak pihak menduga, pandemi Covid-19 adalah penyebabnya, karena pemasukan menurun drastis.

Namun, menurut bos UFC Dana White, pihaknya melakukan PHK terhadap sejumlah petarung adalah karena ingin mengurangi komposisi yang terlalu gemuk.

Adapun petarung yang dilepas oleh UFC adalah Brok Weaver, Shana, Dobson, Jordan Espinosa, dan Vince Cachero. Sebelumnya UFC juga memastikan pelepasan Yoel Romero beberapa bulan lalu.

“Kami akan melakukan sejumlah pemotongan kerja sama petarung secara serius. Mungkin akan ada 60. Ini adalah keputusan yang sulit,” kata White, seperti dikutip pada Selasa 30 Maret 2021.

UFC yang merajai kompetisi MMA selalu menggelar laga per pekan dan melibatkan banyak petarung sekaligus.

Terakhir, UFC menggelar UFC 260 dengan partai utama Stipe Miocic vs Francis Ngannou. Ngannou menang KO atas Miocic dan berhak atas gelar kelas berat.

Tahun lalu, UFC berhasil membuktikan sebagai salah satu olahraga profesional pertama yang mampu kembali berputar di tengah pandemi corona.

Hanya saja, UFC juga tak bisa terlalu lama bertahan dengan menggelar kompetisi tanpa penonton, yang berpengaruh pada pemasukan dari hasil penjualan tiket.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini