Sejarah Singkat Berdirinya Paris Saint-Germain

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Paris Saint-Germain (PSG) merupakan klub sepak bola yang tergolong muda bila dibandingkan dengan klub-klub besar lainnya. Namun, usia bukan penghalang bagi kesebelasan ini untuk meraih kesuksesannya. Mereka mampu memenangi beberapa pertandingan, seperti Ligue 1, Piala Prancis, dan Piala Liga.

Klub ini merupakan satu dari dua tim sepak bola Prancis yang mampu membawa pulang trofi Eropa. Bahkan, persaingan klub ini melawan Marseille, disebut-sebut sebagai pertandingan paling panas dan bergairah dalam sejarah sepak bola Prancis.

Awalnya, pada tahun 1960-an sekelompok pengusaha berusaha membuat klub bola besar di Paris, ibu kota Prancis. Mereka memilih untuk menggabungkan Paris FC dengan Stade Saint-Germain. Penggabungan dari dua klub ini melahirkan PSG pada 12 Agustus 1970.

Sejak kemunculannya, PSG mampu menarik simpati masyarakat setempat karena dalam kurun waktu yang lama Paris tidak memiliki klub bola yang mampu memenangi kejuaraan level atas. Klub gabungan ini hanya butuh waktu semusim untuk meraih promosi.
Namun, muncul konflik internal di dalam klub bola ini. Sehingga, pada 1972 Paris FC memutuskan untuk memisahkan diri dari PSG. Paris FC mampu mempertahankan eksistensinya dan tetap berkiprah di kompetisi atas. Sementara PSG dianggap sebagai klub amatir dan rela diturunkan ke divisi tiga.

Namun, kondisi ini berbaik arah. Dua musim kemudian, PSG kembali ke Ligue 1 dan pindah ke Parc de Princes pada 1974. Sementara Paris FC mengalami degradasi. Awal tahun 1980-an PSG meraih trofi pertamanya dengan merebut Piala Prancis dua tahun berturut-turut, yaitu tahun 1982 dan 1983. Saat itu klub ini mengalahkan Saint-Etienne melalui adu penalti di final.

Empat tahun kemudian, PSG meraih kesuksesan liga pertamanya di bawah kepelatihan Gerard Houllier dalam gelaran Ligue 1. Hal ini mengantarkan klub ini bertanding di beberapa kompetisi Eropa. Walaupun sempat tampil secara berkesan, PSG gagal melaju melewati perempatfinal.

Masa ini yang dimanfaatkan PSG untuk mengembangkan teknik bermain bolanya, terutama dalam hal menyerang. Klub ini juga mendapatkan penggemar baru karena pertandingan mereka dinilai menghibur, khususnya ketika melawan Juventus.

Baru pada tahun 1990-an, PSG berkembang menjadi klub raksasa sepak bola Prancis. Klub ini memasuki era “masa emas” mereka setalah pengambilalihan klub oleh Canal+. Dengan kepemilikan baru, banyak investor yang menginvestasikan uangnya ke pemain-pemain ternama, seperti George Weah, Rai, dan Leonardo.

PSG dengan cepat berubah menjadi klub paling dominan di Prancis. Mereka juga mampu mengumpulkan banyak piala pada masa itu. Mahkota kejayaan PSG datang ketika mereka memenangi Piala Winners dua tahun berturut-turut, yaitu tahun 1996 dan 1997. Di tahun 1996, PSG mampu mengalahkan Rapid Vienna di babak final. Begitu pula pada 1997, klub ini pun mampu mengalahkan kesebelasan Spanyol, Barcelona.

Selain masuk final di Piala Winners. Mereka juga mampu mencapai semifinal Liga Champion UEFA sekali dan semifinal Piala UEFA sebanyak dua kali. Mereka menikmati kesuksesan di tahun-tahun ini. PSG merayakan gelar liga kedua dan terakhir mereka pada tahun 1994, setelah mampu membawa pulang Piala Prancis sebanyak tiga kali, Piala Liga sebanyak dua kali, dan Trophee des Champions sebanyak dua kali.

Masa emas mereka tidak berlangsung lama. Di tahun-tahun berikutnya, klub ini mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan kesalahan dalam mengurus klub dan terlalu memfokuskan diri mereka untuk meraih gelar-gelar top. Meski mengalami kemunduran, klub ini mampu memenangi Piala Prancis sebanyak tiga kali.

Peruntungan PSG menjadi lebih baik setelah Qatar Sports Investment membeli klub ini pada tahun 2011. Les Parisiens memboyong Zlatan Ibrahimovic. PSG menjadi sorotan kembali setelah memenangi tiga gelar Ligue 1 berturut-turut dari 2013 hingga 2015. Mereka pun menambah koleksi trofinya setelah berhasil merebut satu Piala Prancis pada 2015 dan dua Piala Liga pada 2014 dan 2015.

Rekor baru dipecahkan oleh PSG pada tahun 2017 ketika bintang Brasil, Neymar dibeli dari Barcelona senilai 222 juta Euro.

Reporter: Diani Ratna Utami

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

BEM Nusantara DIY Gelar Aksi Peringatan Hari Buruh Internasional

Mata Indonesia, Yogyakarta - BEM Nusantara DIY melakukan aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Titik Nol Yogyakarta pada Rabu, 1 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini