MATA INDONESIA, NATUNA – Ratusan warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Cina dan diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) dalam kondisi sehat dan bugar. Mereka tetap menjalankan beragam aktivitas. Salah satu di antaranya dengan melakukan senam pagi bersama.
Berdasarkan kiriman video dari sumber Mata Indonesia di Kepri, para WNI tampak sumringah dan bersemangat saat melakukan sesi senam pagi bersama. Kegiatan tersebut diarahkan langsung oleh anggota Korps Marinir TNI AL. Ada yang berpakaian olahraga lengkap, baju tidur, pakaian seadanya, ataupun bersandal. Semuanya tampak memakai masker berwarna hijau.
Sedangkan pada cuplikan video lainnya, seorang tenaga medis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang bernama Budi menceritakan kondisi kesehatannya dan para WNI di sana. Ia mengatakan, kondisi mereka dalam keadaan sehat walafiat. “Insya Allah kami dalam keadaan sehat. Dan kami baru saja melakukan olahraga,” kata Budi, Senin 3 Februari 2020.
Alhamdulillah, semua saudara kita dari Wuhan yang saat ini berada di Natuna dalam keadaan sehat. Kegiatan mereka pagi ini adalah olahraga bersama.#Healthies jangan lupa olahraga juga ya. Salam sehat dari Natuna ?#waspadaviruscorona pic.twitter.com/EZOLNq6FzQ
— Kemenkes RI (@KemenkesRI) February 3, 2020
Sementara Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan, para WNI juga diberi kebebasan untuk beraktvitas. Misalnya ada yang main kartu, hingga bermain engklek.
“Mereka beraktivitas bebas saja kecuali saat senam pagi, pemeriksaan suhu tubuh dan makan bersama sama. Selebihnya ada yang belajar, ada yang main catur dan lain-lain, ada yang jalan-jalan sekitar hanggar,” katanya dalam keterangan tertulisnya melansir CNNIndonesia.
Secara terpisah, Dirjen Pencegahan dan Pengenalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono mengatakan para WNI yang diobservasi di Natuna tidak menunjukkan gejala sakit. “Semuanya dalam kondisi sehat dan terus dipantau,” katanya.
Selama masa observasi, kondisi kesehatan WNI itu akan terus dipantau dengan melakukan medical check-up.
“Terutama dicek suhu tubuh, serta kondisi lainnya, selain itu juga akan mendapat penanganan dari psikolog,” ujarnya.
Pihaknya juga menyediakan 70 tenaga psikolog. Mereka akan menangani psisik mereka agar tak merasa tertekan saat dalam masa pengawasan selama 14 hari.
“Di sana sudah ada 70 tenaga tambahan yang disiapkan kemenkes untuk mengawasi kesehatan gizi dan mengawasi pencegahan infeksi ke masyarakat sekitar, selain itu juga sudah ada dokter spesialis,” katanya.