Sebut yang Berkeringat Jadi Menteri, Erick Thohir Serang Prabowo-Zulkifli Hasan?

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – “Saya selalu bilang, siapa pun yang terpilih saya berharap orang-orang yang berkeringat kemarin dan yang penting punya track record yang baik.” Kalimat itu terlontar dari mulut mantan Ketua TKN Erick Thohir.

Ucapan itu merupakan harapan mantan pemilik klub Inter Milan tersebut agar orang-orang yang berkeringat memenangkan Jokowi-Ma’ruf bisa terpilih jadi menteri. Sindiran Erick pun secara tidak langsung menyindir Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum Zulkifli Hasan yang menginginkan jatah menteri sebelum memutuskan koalisi bersama.

Ketua DPP NasDem Taufiqulhadi menyebut apa yang diucapkan Erick Thohir adalah hal yang berlaku umum di dunia. “Pandangan Pak Erick itu adalah pandangan yang berlaku sangat umum dalam politik di manapun di dunia. Itu lah hukum besi yang berlaku dalam kontestasi politik, yang berkeringat yang memegang piring. Pak Erick paham itu rupanya,” kata Taufiqulhadi di Jakarta, Jumat 18 Oktober 2019.

Kata dia, jika ada pihak yang tidak berkeringat tapi ingin memegang piring, maka hal itu melanggar hukum besi tersebut. Dia pun menilai perilaku menabrak hukum besi adalah pamali, sekaligus bakal tidak akan dihargai lagi.

Taufiqulhadi lantas menuding Prabowo Subianto sudah menabrak hukum besi yang berlaku tersebut. “Jika kita orang yang suka mengabaikan norma dalam masyarakat, kita tidak dihargai lagi dan terdiskredit. Saya rasa, Pak Prabowo sudah menabrak hukum besi kontestasi itu dan tentu ini adalah politik yang pamali,” ujarnya.

Sebelumnya Erick ingin Jokowi memilih orang-orang yang berjuang memenangkannya masuk ke dalam kabinet. Siapapun yang dipilih Jokowi menjadi menteri adalah orang-orang dengan rekam jejak baik.

“Saya selalu bilang, siapa pun yang terpilih saya berharap orang-orang yang berkeringat kemarin dan yang penting punya track record yang baik,” kata Erick.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Percepat Digitalisasi Sekolah Rakyat, Pemerintah Jalin Kolaborasi Lintas Sektor

Oleh: Laras Indah Sari Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus mengakselerasi upayadigitalisasi pendidikan nasional melalui program Sekolah Rakyat. Skema kolaborasi lintassektoral pun digencarkan untuk mewujudkan transformasi digital yang menyeluruh dalampelaksanaan program pendidikan bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem tersebut. Kementerian Sosial bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI untuk mempercepat digitalisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Dukungan BNI akan mencakupsistem administrasi digital bagi siswa dan guru mulai dari proses penerimaan peserta didikbaru, kartu pintar siswa, absensi elektronik, hingga Learning Management System (LMS) yang terintegrasi.  Selain itu, BNI juga menyiapkan sistem pengelolaan penyaluran dana dari Kemensos kesekolah, payroll guru, transaksi mitra seperti catering dan laundry, serta dashboard monitoring keuangan sekolah yang seluruhnya menggunakan sistem cashless melalui QRIS dan BNIdirect. Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menilai digitalisasi menjadi kunci penting untukmodernisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Menurutnya, digitalisasi administrasi akan membuatpengelolaan sekolah menjadi lebih efisien, transparan, dan minim kebocoran anggaran.  Melalui dashboard, pemerintah dapat memantau langsung data absensi, konsumsi gizi siswa, hingga kondisi keuangan sekolah secara real-time. Sistem digital BNI diharapkan dapatsegera direalisasikan dan diuji coba agar bisa langsung digunakan pada masa orientasi siswayang dimulai pada 14 Juli mendatang. Saat ini, proses renovasi gedung telah rampung, guru telah disiapkan, dan langkah berikutnya ialah pemasangan alat, kartu siswa, sistem absensi, serta dashboard laporan yang terintegrasi. Program Sekolah Rakyat hadir sebagai bentuk intervensi pemerintah untuk memutus matarantai kemiskinan struktural melalui jalur pendidikan. Sekolah Rakyat dirancang khususmenjangkau anak-anak dari keluarga desil 1 dan 2 dalam Data...
- Advertisement -

Baca berita yang ini