Sebulan Berjuang Lawan Covid-19, Ayah Ira Koesno Meninggal Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kabar duka datang dari presenter Ira Koesno. Ayahnya, Koesno Martoatmodjo meninggal dunia setelah sebulan berjuang melawan Covid-19.

Koeso meninggal pada Kamis 24 Maret 2022 pukul 17.23 WIB di Rumah Sakit Pertamina. Ira Koesno mengatakan, ayahnya terpapar varian Omicron dan pertama kali terdeteksi pada 21 Februari dengan gejala batuk, pilek, dan pusing.

“Jangan main-main dengan Omicron, apalagi dianggap remeh. Omicron itu gejalanya saja yang ringan, tapi bukan tidak berbahaya, terutama bagi yang memiliki komorbid dan lansia. Ketika virus itu loncat ke organ tubuh lain, terutama paru-paru, dampaknya akan sangat berat,” ujarnya.

Pada awalnya, ayah Ira Koesno sempat dirawat di selama lima hari sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit karena mulai mengalami sesak napas. Bukan hanya ayahnya, sang ibu juga terpapar Covid-19, tapi kondisinya jauh lebih baik.

“Kondisi bapak tak kunjung membaik, saturasi tetap drop di bawah angka 80-an. Kadar oksigen di darah pun hanya 60 persen. Karena makin sesak, maka diambil keputusan untuk diinkubasi memakai ventilator. Akan tetapi, sejak saat itu kondisi bapak terus menurun,” katanya.

Ira mengingatkan masyarakat tak memandang remeh Omicron, apalagi saat ini kasusnya mulai melandai dan sudah ada pelonggaran beberapa peraturan.

“Kasus Covid-19 saat ini memang melandai. Bukan tak mungkin pemerintah mengubah status pandemi jadi endemi. Meski begitu, virusnya masih ada, belum hilang. Jadi, tetaplah waspada,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini