MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah akan secara resmi memperkenalkan GeNose sebagai salah satu alat pendeteksi Covid-19 di transportasi kereta api pada 5 Februari 2021 mendatang.
Masalahnya, banyak masyarakat yang belum mengenal alat deteksi baru karya Univestitas Gadjah Mada ini. Alat ini, mendeteksi Covid-19 melalui hembusan napas.
Salah satu peneliti GeNose Dr Dian K Nurputra menyarankan, sebelum melakukan tes dengan alat ini, masyarakat sebaiknya berpuasa selama 1 jam, agar hasilnya lebih akurat.
“Sebagaimana pemeriksaan alat Kesehatan harus persiapan dulu dengan cara puasa makan, minum, dan merokok minimal 30 menit sampai 1 jam sebelum di tes. Setelah puasa barulah bisa dites menggunakan GeNose,” kata Dr Dian, kepada Mata Indonesia News, Senin 1 Februari 2021.
Selanjutnya, pasien yang dites GeNose akan diberi kantong plastik khusus untuk menghembuskan napas. Caranya mudah, seperti meniup sebuah balon.
Nantinya, napas tersebut akan dianalisis menggunakan alat GeNose untuk mengetahui apakah orang yang diuji terpapar Covid-19 atau tidak.
Ia mengklaim, alat ini sudah diuji secara klinis kepada sejumlah pasien Covid-19, dengan akurasi mencapai 97 persen.
Tapi untuk akurasi populasi bebas yang nanti akan diterapkan di 2 Stasiun Kereta Api Senen Jakarta dan Tugu Yogyakarta, maka tingkat akurasinya lebih bervariasi, bisa 92 persen, 94 persen, dan lainnya sebagaimana keadaan pasien yang tes.
“Ini berbeda dengan alat Kesehatan lainnya kita basisnya Artificial Intelligence (AI), kita menggunakan data base untuk melatih agar lebih pintar dalam membaca data,” ujarnya.
Namun, calon penumpang atau pasien tidak hanya mengandalkan tes GeNose saja. karena GeNose sifatnya screening, tetap komparatornya dengan PCR. Sebab pemeriksaannya GeNose dan PCR itu berbeda.