Sebelum Meninggal, Pria di Inggris Menyesal karena Menolak Vaksin Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Seorang ayah di Inggris yang skeptis akan efektivitas vaksin Covid-19 meninggal dunia. Sebelum menghembuskan nafas terakhir Matthew Keenan sempat mengatakan kepada teman-temannya bahwa ia menyesal telah menolak vaksin, setelah dirawat di rumah sakit dan mengalami koma awal bulan ini.

Setelah beberapa pekan dinyatakan positif terinfeksi Covid-19, Matthew yang berusia 34 tahun itu pun meninggal dunia. Dokter yang menanganinya mengatakan bahwa Matthew setuju membagikan kisahnya dan ia berharap dapat mengulang waktu sehingga ia akan menerima vaksin Covid-19.

Leanne Cheyne, seorang konsultan pernapasan di Bradford Royal Infirmary, men-tweet gambar Matthew yang terhubung ke oksigen di rumah sakit selama perjuangannya melawan virus yang telah menelan lebih dari 4 juta jiwa di dunia itu.

“Matthew telah menyetujui saya untuk membagikan ceritanya. Ia mengaku ragu dengan vaksin sampai dia tertular Covid-19. Ia berharap bisa memutar kembali waktu,” kata Leanne Cheyne, melansir the Sun, Selasa, 27 Juli 2021.

“Matthew berjuang untuk hidupnya… selamatkan nyawamu. #GetVaccinated #GrabAJab.”

Matthew mengatakan bahwa gejala tersebut membuatnya merasa seperti ‘ditabrak truk’ setelah menderita demam dan merasa ‘membeku dan panas sekali’. Penggemar Liverpool itu menambahkan bahwa sakit punggung membuatnya merasakan rasa sakit yang begitu buruk yang pernah dialaminya.

Dalam penghormatan terakhir, sang sahabat, Billy Brown mengatakan bahwa dunia kehilangan pria paling baik. Ia juga juga mengaku tak berhenti menangis mana kala berita kematian Matthew sampai ke telinganya.

“Matthew adalah seorang ayah yang setia, teman yang fantastis, dan pelatih yang tak terkalahkan. Ketika kondisinya memburuk, dia berkata bahwa dia berharap dapat mengulang waktu,” kata Brown.

“Saya tidak percaya dia telah pergi, dia adalah anak yang paling disukai yang pernah saya temui. Kebanyakan orang punya satu atau dua sahabat, sementara dia memiliki 20 sahabat,” sambungnya.

Brown menambahkan, Matthew adalah sosok yang memiliki hati besar dan memperlakukan semua orang seperti adalah keluarganya. “Tidak banyak yang seperti dia. Banyak orang akan merindukannya,” tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini