MATA INDONESIA, LAGOS – Sebanyak 229 orang dinyatakan sebagai tersangka karena melakukan perusakan dan penjarahan properti publik maupun pribadi di Nigeria karena mendompleng protes brutal Sabtu 24 Oktober 2020 dengan tagar #EndSARS. Namun, aksi vandalisme itu masih berlanjut hingga Minggu 25 Oktober 2020 di seluruh negeri.
Itu adalah tagar untuk perlawanan terhadap satuan baru kepolisian anti-perampokan (SARS). Sebab, dinilai sering bertindak di luar hukum saat menangani suatu kasus dan cenderung brutal.
Bahkan saat unjuk rasa di Lagos, Sabtu 24 Oktober 2020, tercatat lebih dari 50 orang tewas tertembak.
Jaksa Agung Negara Bagian Lagos mengungkapkan Direktur Penuntutan Umum Negara Bagian, Ny. Olayinka Adeyemi bersama polisi telah mempelajari sejumlah dokumen untuk menentukan siapa saja yang akan diproses hukum.
Kepala Polisi Nigeria Mohammed Adamu memerintahkan agar kekerasan dan penjarahan selama berhari-hari segera diakhiri.
Seperti dilansir BBC, Minggu 25 Oktober 2020, aksi tersebut telah ditunggangi penjahat dan mengambil alih ruang-ruang publik.
Kerusuhan sosial itu telah dimulai sejak 7 Oktober 2020 sejak para pemuda meminta pembubaran SARS atau satuan polisi anti-perampokan.
Presiden Muhammadu Buhari mengaku telah membubarkan unit SARS, namun kerusuhan masih berlanjut.