MATA INDONESIA, JAKARTA – Pelaku ledakan bom bunuh diri di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina pada Senin 24 Agustus 2020 lalu terungkap. Pelaku adalah dua orang wanita, yang salah satunya diduga adalah WNI, menurut laporan ABS-CBN News.
Menurut keterangan Komandan Angkatan Darat Filipina Letjen Cirilito Soebejana, kedua pelaku diduga adalah anak buah suruhan teroris kelas kakap, Abu Sayyaf Mundi.
Namun, saat dikonfirmasi, Kementerian Luar Negeri RI belum mengetahui informasi soal keterlibatan salah satu WNI dalam aksi terkutuk tersebut.
Militer Filipina saat ini sedang mempertimbangkan agar Provinsi Sulu ditempatkan di bawah Hukum Darurat Militer menyusul kejadian pengeboman tersebut.
Menurut Letjen Soebajana, darurat militer itu harus diberlakukan untuk mengontrol penyerangan yang mungkin masih terjadi dan mengendalikan pergerakan kegiatan terorisme.
“Situasi menentukan penegakan atau pelaksanaan darurat militer,” katanya.
Ledakan tersebut membuat 11 orang tewas di tempat, dan 40 lainnya luka-luka. Jolo terkenal sebagai pulau yang menjadi salah satu lokasi pergerakan teroris Abu Sayyaf.