Satu WNI Diduga Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Filipina

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pelaku ledakan bom bunuh diri di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina pada Senin 24 Agustus 2020 lalu terungkap. Pelaku adalah dua orang wanita, yang salah satunya diduga adalah WNI, menurut laporan ABS-CBN News.

Menurut keterangan Komandan Angkatan Darat Filipina Letjen Cirilito Soebejana, kedua pelaku diduga adalah anak buah suruhan teroris kelas kakap, Abu Sayyaf Mundi.

Namun, saat dikonfirmasi, Kementerian Luar Negeri RI belum mengetahui informasi soal keterlibatan salah satu WNI dalam aksi terkutuk tersebut.

Militer Filipina saat ini sedang mempertimbangkan agar Provinsi Sulu ditempatkan di bawah Hukum Darurat Militer menyusul kejadian pengeboman tersebut.

Menurut Letjen Soebajana, darurat militer itu harus diberlakukan untuk mengontrol penyerangan yang mungkin masih terjadi dan mengendalikan pergerakan kegiatan terorisme.

“Situasi menentukan penegakan atau pelaksanaan darurat militer,” katanya.

Ledakan tersebut membuat 11 orang tewas di tempat, dan 40 lainnya luka-luka. Jolo terkenal sebagai pulau yang menjadi salah satu lokasi pergerakan teroris Abu Sayyaf.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini