MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Seorang pejabat dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Zaw Myat Linn meninggal dalam tahanan pada Selasa (9/3) setelah ditangkap di Yangon sekitar pukul 01.30 pagi waktu setempat. Hal ini diungkapkan oleh seorang anggota majelis tinggi parlemen yang dibubarkan, Ba Myo Thein.
“Dia terus berpartisipasi dalam protes. Penyebab kematiannya tidak jelas,” kata Ba Myo Thein, melansir Reuters, Rabu, 10 Maret 2021.
Sebelum ditahan, Zaw Myat Linn sempat melakukan siaran langsung di jejaring sosial Facebook. Dalam siaran tersebut, Zaw Myat Linn mendesak warga Myanmar untuk terus memerangi dan melawan tentara.
“Bahkan jika itu mengorbankan nyawa kami. Kekuatan mereka tidak boleh bertahan lama,” kata Zaw Myat Linn dalam siaran langsung di Facebook.
Zaw Myat Linn merupakan pejabat NLD kedua yang meninggal dunia di dalam tahanan. Sebelumnya, Khin Maung Latt yang bekerja sebagai manajer kampanye untuk anggota parlemen NLD terpilih tahun 2020 merenggang nyawa setelah ditangkap aparat keamanan pada Sabtu (5/3) malam waktu setempat.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik melaporkan, lebih dari 1,900 orang telah ditangkap di seluruh negeri sejak kudeta awal Februari. Sementara lebih dari 60 demonstran dikabarkan meninggal dunia.
Aparat keamanan masih terus berjaga di setiap sudut kota di Myanmar dan membubarkan demonstrasi, di Yangon –bekas ibu kota dan masih menjadi pusat komersial, dan kota-kota lain di Myanmar dengan gas air mata serta granat kejut.
Saat malam tiba, aparat keamanan menembakkan menggeledah setiap rumah dan tak segan melepaskan tembakan apabila ada warga yang kedapatan menyembunyikan demonstran.
Saksi mata mengatakan dua wartawan dari Kamayut, sebuah perusahaan media independen, ditangkap. Sementara aparat keamanan menggerebek kantor Mizzima News di Yangon. Setidaknya 35 jurnalis telah ditangkap sejak kudeta 1 Februari, Myanmar Now melaporkan, 19 di antaranya telah dibebaskan.
Rekaman langsung yang diposting ke media sosial juga menunjukkan penggerebekan setelah malam tiba di kantor Suara Demokratik Burma (DVB). Sehari sebelumnya, junta mencabut izin Mizzima, DVB, dan tiga gerai lainnya. Mereka semua aktif meliput protes menentang kudeta.
“Mengutuk keras junta atas … tindakan keras terhadap mereka yang turun ke jalan secara damai dan mereka yang baru saja melakukan pekerjaan mereka, termasuk jurnalis independen yang terseret,” demikian pernyataan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.