Sarang Walet Siap Jadi Komoditas Unggulan di Kalbar

Baca Juga

MATA INDONESIA, PONTIANAK – Sarang burung walet (SBW) adalah salah satu komoditas ekspor unggulan dari subsektor peternakan yang terus bertumbuh setiap tahun.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melanjutkan kunjungan kerjanya di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Dalam kunjungannya, ia bersama Gubernur Kalbar Sutarmidji meninjau salah satu tempat pengolahan sarang burung walet. ”Sore ini Pak Gubernur (Kalbar) dengan unit kerja yang ada di sini menunjukkan kepada saya bagaimana processing rumah walet. Rumah processing walet yang ada untuk menampung semua hasil rumah walet yang tersebar di Kalbar yang begitu banyak,” ujar Syahrul, Minggu 12 September 2021.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sejak 2016, nilai ekspor SBW Indonesia terus bertumbuh hingga mencapai 540 juta dollar Amerika Serikat (AS) pada 2020. Adapun negara tujuan ekspor utama adalah Tiongkok sebanyak 78 persen.

Syahrul pun berharap, pengembangan SBW sebagai komoditas unggulan di Kalbar bisa dilakukan dengan maksimal melalui kolaborasi antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar.

“Komoditas sarang burung walet yang Bapak Presiden dorong untuk kami jadikan komoditi andalan baru di Kalbar (diharapkan) bisa maksimal. Terlebih, di sini terlihat bahwa anak-anak muda turut mengambil peranan,” kata Syahrul.

Syahrul menambahkan, saat ini Kementan mendukung dan mempersiapkan berbagai program untuk memajukan produksi SBW yang unggul di Kalbar.

Adapun program tersebut diawali dengan perencanaan antara Kementan dan pemerintah daerah setempat, penyediaan lahan dari untuk pengembangan varietas, budidaya, dan percepatan lahan, serta pengembangan komoditas di masing-masing kabupaten.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini