Sandiaga: PSBB Adalah Anjuran Hadist

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sesuai dengan ajaran Islam, menurut tokoh muda Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno. Hal itu seperti diungkap dalam sebuah hadist.

Menurut Sandiaga, hadist itu berbunyi, “Bila kamu mendengar wabah di suatu daerah jangan kamu memasukinya, tetapi jika wabah di daerah kamu berada maka jangan tinggalkan tempat itu,” ujar Sandi melalui media sosialnya, Senin 11 Mei 2020.

Sandiaga menilai hal itu sesuai dengan PSBB yang diterapkan Indonesia dalam menghadapi Covid19 yang dibawa virus corona atau SARS-Cov-2 sekarang.

Jadi berdiam diri di rumah sudah pernah dicontohkan Rasulullah SAW ketika wabah penyakit merebak.

Salah satu implementasi lain dari hadist ini adalah larangan mudik dari ataupun ke wilayah yang terindikasi ada penyebaran Covid19.

Sandi mengungkapkan hal itu ketika ditanya host acara televisi Dalton Tanonaka soal banyaknya orang yang mengajukan alasan keagamaan untuk tidak mengikuti peraturan memerangi Covid19 selama PSBB.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini