MINEWS, JAKARTA – Samarinda sudah menetapkan status darurat banjir selama sepekan ke depan. Di tengah kondisi darurat, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang dikabarkan malah berada di luar kota, tidak menemani warganya yang menjadi korban banjir.
Sampai Minggu 9 Juni 2019, tercatat ribuan rumah telah tenggelam dalam banjir setinggi hingga 2 meter. Banjir merendam permukiman antara lain di Bengkuring di kecamatan Samarinda Utara, Gunung Lingai di kecamatan Sungai Pinang, serta Temindung Permai juga di Sungai Pinang.
Banjir juga meluas dan merendam permukiman di kelurahan Sidodadi, di kecamatan Samarinda Ulu.
“Ada sekitar 10.300 jiwa terdampak banjir,” kata Sekretaris Daerah Kota Samarinda Sugeng Chairuddin, Minggu 9 Juni 2019.
Selain pemukiman warga, banjir juag merendam instansi perkantoran di Jalan PM Noor. BPBD Kaltim, BPBD Samarinda, Basarnas, TNI, Polri dan sejumlah relawan sudah berupaya keras mengungsikan warga ke tempat yang aman.
Di Gunung Lingai, tidak 1.200 KK atau sekitar 6.000 jiwa terdampak banjir. Baik manula, balita, bayi, dievakuasi menggunakan perahu sejak pagi tadi. Ketinggian air di kawasan itu, hingga 2 meter.
Sugeng menyebut, Pemkot Samarinda sudah menetapkan tanggap darurat sejak Sabtu 8 Juni 2019 kemarin hingga sepekan ke depan.
Dikabarkan, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang berada di luar kota, saat darurat banjir sekarang ini. Sugeng pun tidak menampik kabar itu, dan dia merasa tidak kewalahan harus mengurus kota seorang diri sementara ini.
“Tidak ada kepayahan. Kan sudah risiko jabatan,” ujar Sugeng.