Saling Tuduh, Cina Sebut Awal Mula Covid-19 Muncul di AS

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIJING – Kuartet ilmuwan Cina berpendapat bahwa kasus pertama virus corona muncul pada periode April dan November 2021. Dengan menggunakan model matematika, keempat ilmuwan ini menegaskan, virus muncul di timur laut Amerika Serikat (AS), bukan di Wuhan, Cina.

“Hasil perhitungan menunjukkan bahwa epidemi Covid-19 di Amerika Serikat memiliki probabilitas tinggi untuk mulai menyebar sekitar September 2019,” kata makalah setebal 14 halaman yang diterbitkan di ChinaXiv – sebuah repositori yang dioperasikan oleh National Science Library of the Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.

Makalah ini ditulis oleh Zhouwang Yang, Yunhe Hu, dan Zhiwei Ding dari University of Science and Technology of China, serta penulis koresponden, Tiande Guo dari University of Chinese Academy of Sciences.

Keempatnya menyimpulkan waktu asal pandemi berdasarkan metode berbasis data dan model hybrid. Mereka memodelkan tingkat tes positif agar sesuai dengan tren aktual dan menggunakan estimasi kuadrat terkecil untuk mendapatkan parameter model yang optimal, sebelum menerapkan estimasi kepadatan kernel untuk menyimpulkan waktu asal pandemi dengan probabilitas keyakinan spesifik.

Secara resmi, kasus pertama Covid-19 terdaftar di AS pada 20 Januari 2020 – sekitar sebulan setelah wabah di kota Wuhan di Cina.

Para peneliti Cina, berpendapat bahwa ada kemungkinan 50 persen dari kasus pertama di 11 negara bagian AS dan Distrik Columbia sebelum itu – pada awal April 2019 di Rhode Island dan hingga akhir November tahun itu di Delaware.

Sampel mereka sebagian besar terdiri dari negara bagian timur laut AS, seperti: Massachusetts, Vermont, New Hampshire, Connecticut, Rhode Island, New York, New Jersey, Delaware, Pennsylvania, Maryland dan Virginia.

Sebagian besar makalah berfokus pada Maryland, lokasi Fort Detrick – pangkalan Angkatan Darat AS yang digunakan untuk meneliti senjata biologis selama Perang Dingin. Kini pangkalan tersebut menjadi tuan rumah program pertahanan biologis AS.

Meskipun makalah tersebut tidak secara khusus menyebutkan Fort Detrick, beberapa pejabat Beijing telah berulang kali menyatakan bahwa virus itu mungkin berasal dari sana. Ini menjadi lawan dari spekulasi AS bahwa virus itu berasal dari penelitian keuntungan-fungsi pada virus kelelawar, yang dilakukan di Institut Virologi Wuhan (WIV).

Apa yang disebut hipotesis ‘kebocoran lab’ berfokus pada pendanaan Institut Kesehatan Nasional AS yang diberikan kepada organisasi nirlaba bernama EcoHealth Alliance, yang bermitra dengan WIV untuk melakukan penelitian virus corona kelelawar.

Awal pekan ini, DRASTIC kolektif investigasi berbasis web menerbitkan dokumen yang diduga dibocorkan oleh pelapor. Di mana pada 2018, EcoHealth Alliance meminta Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan (DARPA) mendanai pelepasan virus yang dimodifikasi ke gua kelelawar di Cina selatan, tetapi proposal ditolak karena terlalu berisiko.

“Serangkaian penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Amerika Serikat, Spanyol, Prancis, Italia, Brasil, dan negara-negara lain telah diserang oleh virus corona sebelum wabahnya di Cina,” tambah keempat peneliti tersebut, melansir Russia Today, Kamis, 23 September 2021.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini