MATA INDONESIA, KIEV – Pasukan pertahanan Ukraina menembak mati Major Jenderal Rusia, Andrei Sukhovetsky dalam operasi militer khusus pada awal pekan ini. Kabar ini dilaporkan oleh pejabat Ukraina dan media Rusia.
Menurut kantor berita milik negara Rusia TASS, Presiden Rusia Vladimir Putin menunjuk Sukhovetsky menjadi wakil komandan Angkatan Darat Gabungan ke-41 Distrik Militer Pusat tahun lalu.
Pria berusia 47 tahun itu merupakan kepala Divisi Lintas Udara ke-7 dan pernah bertugas di Suriah. Sukhovetsky bahkan menerima dua pujian atas keberanian dari Kremlin.
“Faktanya, kami membunuhnya,” mantan Menteri Infrastruktur Ukraina, Volodymyr Omelyan, yang telah bergabung dengan milisi di Kiev, mengatakan kepada Fox News Digital.
Kematian Sukhovetsky jelas merupakan pukulan pahit bagi Rusia. Mengingat jasa dan perannya bagi Rusia, khususnya saat Moskow menganeksasi Krimea tahun 2014.
“Dengan rasa sakit yang luar biasa, kami mengetahui berita tragis kematian teman kami, Mayor Jenderal Andrey Sukhovetsky, di wilayah Ukraina selama operasi khusus. Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarganya,” demikian pernyataan Kremlin.
Kremlin menyatakan bahwa kehadiran militernya di Ukraina adalah operasi khusus dan bukan invasi atau perang. Namun, pasukan Rusia telah menyerang sasaran di seluruh negeri sejak masuk dari utara, timur, dan selatan pada Kamis pekan lalu.
Meskipun pertahanan Ukraina tidak dijaga dan dipersenjatai, analis intelijen Barat mengatakan mereka tampaknya telah melakukan perlawanan yang lebih keras daripada yang diperkirakan Presiden Vladimir Putin.
Sebuah konvoi militer besar-besaran Rusia tampaknya terhenti di luar Kiev selama berhari-hari, terhambat oleh masalah logistik dan militer Ukraina. Tetapi pasukan Putin telah merebut Kherson, sebuah kota pelabuhan berpenduduk hampir 300.000 jiwa.
Pasukan Rusia juga menggempur Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, dan membombardir pasukan pertahanan di Mariupol, pusat tepi laut lainnya.
Pasukan Rusia juga mengklaim merebut daerah di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhya, dekat kota tepi sungai Enerhodar. Laporan mengatakan fasilitas itu terbakar.