Rupiah Ditutup Melemah Terbatas Imbas Kebijakan Vaksinasi AS

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar Rupiah atas dolar AS ditutup melemah terbatas di akhir perdagangan, Kamis 26 Agustus 2021. Mengutip Bloomberg, rupiah berada di posisi Rp 14.417 per dolar AS atau melemah 0,14 persen.

Menurut Direktur PT TFRX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, pelemahan mata uang garuda dipengaruhi oleh sikap investor yang telah berubah lebih positif pada prospek perekonomian sejak Food and Drug Administration AS sepenuhnya menyetujui vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Pfizer dan BioNTech pada hari Senin kemarin.

“Hal ini dipercaya menjadi sebuah langkah yang dapat mempercepat inokulasi AS. Persetujuan penuh dari vaksin Moderna dapat menyusul dalam beberapa minggu. Bahkan Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular AS, memprediksi bahwa COVID-19 dapat dikendalikan pada awal tahun depan,” ujarnya, Kamis sore.

Sementara dari dalam negeri, laju rupiah dipengaruhi oleh prediksi pertumbuhan ekonomi nasional untuk tahun ini. Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 akan mendekati batas atas target, yakni 4,5 persen. Itu pun kalau pemulihan ekonomi bisa berjalan mulai bulan September hingga akhir tahun 2021, tanpa mengalami disrupsi COVID-19 lagi atau kasus COVID-19 selalu bisa terjaga.

Walaupun pemerintah telah memproyeksi ekonomi pada tahun 2021 memang mengalami koreksi ke rentang 3,7 persen sampai 4,5 persen, karena disrupsi COVID-19 varian Delta, terutama pada triwulan III-2021.

“Target tersebut tercapai jika masyarakat bisa tetap waspada dengan protokol kesehatan, serta dengan adanya kesiapan fasilitas kesehatan, implementasi “3T” (tracing, testing, and treatment), dan percepatan vaksinasi harus diperkuat,” katanya.

Menurut Ibra, semakin cepat COVID-19 dikendalikan, maka pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) terutama level 4 tidak akan terlalu lama diterapkan agar ekonomi bisa pulih kembali.

Apalagi sampai saat ini pemerintah masih belum bisa memprediksi kapan COVID-19 akan selesai. Dan sejauh ini pun dari literatur dan penelitian para ahli bahwa pandemi masih belum bisa diprediksi ke depannya.

“Malah ada kemungkinan besar masyarakat akan hidup berdampingan dengan COVID-19. Maka dari itu pemerintah akan berupaya mencari cara agar virus bisa dikendalikan, meskipun tidak bisa dihilangkan,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini