MATA INDONESIA, PYONGYANG – Korea Utara seolah tengah mencari perhatian dunia. Pyongyang dilaporkan meluncurkan proyektil taktis tipe terbaru, pada Kamis (25/3), demikian dilaporkan kantor berita negara KCNA.
Amerika Serikat (AS) mengutuk keras peluncuran proyektil taktis dengan tipe yang baru dikembangkan tersebut, seraya memperingatkan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
Peluncuran tersebut –yang merupakan uji coba rudal balistik pertama Korea Utara dalam hampir setahun, menggarisbawahi kemajuan dan stabilitas program senjatanya di tengah pembicaraan denuklirisasi yang mandek dengan Paman Sam.
Presiden AS, Joe Biden mengatakan bahwa Washington tetap terbuka untuk diplomasi dengan Pyongyang meskipun ada uji coba misilnya pekan ini. Akan tetapi, Presiden Biden memperingatkan akan ada respons jika Korea Utara meningkatkan masalah.
“Peluncuran ini melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB dan mengancam kawasan dan komunitas internasional yang lebih luas,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, melansir Reuters, Jumat, 26 Maret 2021.
Senjata baru ini didasarkan pada teknologi yang ada yang ditingkatkan untuk membawa hulu ledak seberat 2,5 ton, KCNA melaporkan. Kedua senjata ini juga secara akurat mencapai target 600 km atau 373 mil di lepas pantai timur Korea Utara –yang bertentangan dengan estimasi Korea Selatan dan Jepang yang mengatakan sekitar 420 – 450 km.
“Pengembangan sistem senjata ini sangat penting dalam meningkatkan kekuatan militer negara dan mencegah segala macam ancaman militer,” tegas Ri Pyong Chol, pemimpin senior yang mengawasai tes tersebut.
Sejumlah foto yang dirilis oleh media pemerintah Korea Utara menunjukkan rudal dengan warna hitam-putih meledak dari kendaraan peluncuran militer.
Spesialis rudal di James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS) yang berbasis di California mengungkapkan, rudal yang diujicobakan merupakan rudal yang dipamerkan pada parade militer besar di Pyongyang pada Oktober 2020.
“Jika hal tersebut benar, maka rudal yang diluncurkan apda Kamis merupakan varian yang ditingkatkan dari rudak KN-23 yang diuji sebelumnya dengan hulu ledak yang sangat besar,” kata Jeffrey Lewis dari CNS.
KN-23 adalah rudal balistik jarak pendek (SRBM) Korea Utara yang pertama kali diuji pada Mei 2019, dengan kemiripan visual dengan Iskander-M SRBM buatan Rusia, mendorong analis untuk memperdebatkan apakah itu dikembangkan dengan bantuan asing.
Hulu ledak rudal baru seberat 2,5 ton mungkin merupakan tanggapan atas pengumuman Korea Selatan pada Agustus bahwa Hyunmoo-4 SRBM terbaru memiliki muatan terbesar di dunia, yakni 2 ton.