Rp 700 Juta Siaga Bencana Kulon Progo, BPBD Lapisi Pertahanan Hadapi Ancaman Longsor

Baca Juga

Mata Indonesia, Kulon Progo – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo baru-baru ini mendapatkan pencairan dana Belanja Tak Terduga (BTT) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan total anggaran mencapai Rp 700 juta.

Dana tersebut dialokasikan khusus untuk penanganan dampak bencana hidrometeorologi di wilayah Kulon Progo.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulon Progo, Budi Prastawa, menjelaskan bahwa anggaran ini akan difokuskan untuk perbaikan infrastruktur yang terdampak bencana, seperti talud yang rusak akibat longsor.

Proses perbaikan infrastruktur tersebut dilakukan melalui koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo.

Selain untuk perbaikan infrastruktur, sebagian dana juga digunakan untuk keperluan logistik kebencanaan.

Budi menyatakan bahwa dana ini diproyeksikan cukup untuk operasional penanggulangan bencana hingga akhir bulan Mei 2025.

“Sampai saat ini, kami masih fokus pada upaya mitigasi bencana hidrometeorologi karena curah hujan di wilayah Kulon Progo masih cukup tinggi, yang berpotensi memicu bencana longsor,” jelas Budi dikutip Sabtu 17 Mei 2025.

Wilayah Pegunungan Menoreh disebut sebagai kawasan paling rawan longsor akibat intensitas hujan ekstrem.

Oleh karena itu, BPBD telah menyiapkan berbagai langkah antisipatif guna meminimalisasi risiko dan dampak bencana.

“Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang namun tetap waspada, terutama bagi yang tinggal di wilayah rawan longsor,” tambahnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Heri Darmawan, menginformasikan bahwa pihaknya telah memasang alat Early Warning System (EWS) di tiga titik rawan longsor.

Pemasangan itu di antaranya di Kalurahan Gerbosari (Kapanewon Samigaluh), Kalurahan Banjararum (Kapanewon Kalibawang), dan Kalurahan Giripurwo (Kapanewon Girimulyo). Masing-masing lokasi telah dilengkapi dengan dua unit EWS aktif dan berfungsi dengan baik.

“Seluruh unit EWS longsor dalam kondisi aktif dan siap digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat,” ungkap Heri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pekerja Migran Indonesia ke Jepang Bukti Nyata Kemitraan Internasional yang Menguntungkan

Oleh: Lia Pramesti)* Pelepasan ratusan pekerja migran Indonesia ke Jepang kembali menjadi bukti nyata eratnya hubungan bilateral antara kedua negara. Sebanyak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini