Romelu Lukaku: Nyungsep di Inggris, Moncer di Italia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Romelu Lukaku tampil moncer sejak pindah ke Inter Milan. Lukaku menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu penyerang mematikan.

Lukaku sempat membela sejumlah klub Liga Inggris, seperti Chelsea, West Bromwich Albion, Everton, dan Manchester United. Tapi, bisa dibilang permainan Lukaku tak segarang saat ini bersama Inter Milan.

Penyerang bertubuh besar ini merumput bersama Inter Milan sejak Agustus 2019 setelah proses tranfser yang sangat alot dari Manchester United. Dalam wawancara dengan media Inggris The Times, Romelu Lukaku curhat mengenai dirinya yang dituding pemalas ketika berada di Inggris. Padahal di Italia, ia malah dibilang rajin dan dikenal sebagai pemain pekerja keras.

Romelu Lukaku juga membalas para pengkritiknya, terutama saat merumput bersama MU. Saat itu, Lukaku kerap mendapat kritikan dianggap sebagai pemain yang malas, tidak berlari, tidak melakukan ini-itu.

“(Saat itu) mereka bilang aku lambat dan responsku seperti, ‘Lambat? Aku lambat? Aku tidak bisa mengimbangi cepatnya permainan Manchester United?’” ucap Lukaku.

Mengawali karier di Anderlencht, Romelu Lukaku kemudian membela sejumlah klub Inggris baik permanen maupun sebagai pemain pinjaman, termasuk Chelsea dan Manchester United. Kritikan yang ia terima di Premier League membuatnya termotivasi saat pindah ke Inter Milan.

Romelu Lukaku seperti kembali menemukan performa terbaiknya setelah bergabung dengan Inter Milan musim lalu. Pada musim pertamanya, Lukaku sukses membawa Inter Milan menjadi runner-up di dua kompetisi, yaitu Liga Italia dan Liga Europa. Bahkan, ia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga Europa 2019-2020 karena penampilan impresifnya bersama klub yang bermarkas di Guiseppe Miazza.

Pencapaian Lukaku itu tentu sangat berbeda saat masih berseragam Manchester United. Selama dua musim di Old Trafford, Lukaku tak mampu mempersembahkan satu trofi pun kepada Manchester United.

Selain itu, Romelu Lukaku sering dianggap sebagai faktor kekalahan tim karena dinilai bermain buruk di berbagai ajang. Hubungan yang sempat merenggang dengan Jose Mourinho juga menjadi penyebab performanya menurun. Apalagi, kehadiran Zlatan Ibrahimovic membuatnya semakin jarang dimainkan. Dari 96 penampilan, Lukaku hanya menceploskan bola ke gawang sebanyak 42 kali dan 13 kali memberi umpan.

Akan tetapi, Roberto Martinez, pelatih Belgia, memiliki pandangan berbeda mengenai Lukaku di Manchester United dan Inter Milan. Menurutnya, Lukaku sering dijadikan kambing hitam dan mendapat perilaku tak adil di Manchester United. Kondisi itu membuat permainannya memburuk dan tak setajam sebelumnya.

Padahal Lukaku selalu tampik apik ketika membela Timnas Belgia pada ajang internasional, bahkan membawa Belgia menjadi juara ketiga Piala Dunia 2018 di Rusia. Martinez menilai Lukaku sangat putus asa untuk memenangkan trofi karena ia mengambil banyak tanggung jawab di pundaknya dan itu sangat tidak adil baginya.

Romelu Lukaku pun tampil apik bersama Belgia pada ajang UEFA Nations League 2020-2021. Ia mampu membawa Belgia lolos ke semifinal dan sempat mencetak dua gol saat melawan Denmark.

Saat ini, Romelu Lukaku adalah topskorer sementara Serie A bersama Inter Milan dengan 18 gol dari 23 pertandingan.

Reporter: Afif Ardiansyah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini