Mata Indonesia, Bantul, 17 Mei 2025 — Sebanyak 76 pemuda dan pelajar lintas organisasi di Kabupaten Bantul berkumpul dalam diskusi kebangsaan bertema “Dari Inspirasi ke Aksi: Membangun Semangat Kebangkitan Nasional di Kalangan Pemuda,” yang digelar di Pendopo Suluh Sasmita dan Ruang Kolaborasi Pemuda.
Diskusi ini menghadirkan sejumlah tokoh pemuda dan pemimpin daerah yang sepakat bahwa semangat kebangkitan nasional hari ini harus dimaknai sebagai dorongan untuk aksi nyata dan berkelanjutan dari kalangan muda.
Anggota DPRD DIY, Sigit Nursyam Priyanto, menekankan bahwa pemuda tidak cukup hanya memperingati kebangkitan nasional sebagai seremoni tahunan, melainkan harus menjadi motor penggerak transformasi sosial dan ekonomi di era digital dan kecerdasan buatan (AI).
“Pemuda harus jadi pelaku perubahan. Di tengah arus teknologi, jangan hanya menjadi penonton. Kita butuh pemuda progresif yang ikut menentukan arah kebijakan dan pembangunan bangsa,” tegasnya.
Senada dengan itu, Ketua Karang Taruna Kabupaten Bantul, Masduki Rahmad, menyoroti pentingnya memberdayakan pemuda desa melalui Karang Taruna sebagai sarana strategis yang dekat dengan rakyat.
“Gerakan Karang Taruna harus diformat untuk membangun kekuatan ekonomi lokal, pendidikan alternatif, dan solidaritas sosial. Dari desa, kita bisa memulai perubahan besar,” ujarnya.
Ketua DEMA UIN Sunan Kalijaga 2025, Umar Ma’ruf, menggarisbawahi perlunya gerakan pemuda yang berbasis empati dan nilai-nilai kemanusiaan.
“Gerakan kita tidak cukup keras dalam suara, tapi juga harus kuat dalam solusi. Kampus harus jadi ruang aman untuk menyuarakan keadilan dan keberpihakan pada masyarakat kecil,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Ruang Kolaborasi Pemuda, Asruri Faishal, menegaskan bahwa pemuda harus berani menciptakan perubahan dan menjadi bagian dari penyusun arah pembangunan daerah.
“Sudah saatnya Bantul memiliki Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) sendiri agar arah kebijakan benar-benar berbasis data dan kebutuhan riil pemuda,” katanya.
Asruri menambahkan, pembangunan kepemudaan di tingkat kabupaten selama ini masih bersifat umum dan belum sepenuhnya berbasis pada indikator yang terukur. Oleh karena itu, pihaknya bersama Ruang Kolaborasi Pemuda berkomitmen untuk menindaklanjuti hasil diskusi ini dengan langkah konkret.
1. Rencana Tindak Lanjut: Audiensi dengan Kepala Disdikpora
Sebagai tindak lanjut dari diskusi ini, Ruang Kolaborasi Pemuda akan segera menginisiasi audiensi resmi dengan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul. Audiensi ini bertujuan untuk:
• Mendorong percepatan penyusunan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Kabupaten Bantul.
• Menyampaikan hasil rumusan diskusi publik terkait kebutuhan riil pemuda di Bantul.
• Mengusulkan kolaborasi lintas organisasi kepemudaan dalam merumuskan kebijakan strategis kepemudaan daerah.
• Menawarkan kerjasama pengumpulan data partisipatif dari bawah sebagai dasar penyusunan IPP.
“Kita tidak ingin hanya bicara dan selesai. Setelah ini, kami akan bertemu langsung dengan Kepala Disdikpora untuk menyampaikan aspirasi dan mengusulkan pembentukan IPP Bantul sebagai prioritas pembangunan kepemudaan,” tegas Asruri.
2. Gerakan yang Berkelanjutan, Bukan Sekadar Seremoni
Diskusi yang dipandu oleh tim Ruang Kolaborasi Pemuda ini berlangsung interaktif dengan berbagai masukan dari peserta lintas latar — mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga aktivis desa. Antusiasme peserta menjadi bukti bahwa pemuda Bantul tidak kekurangan semangat, hanya perlu ruang dan dukungan kebijakan yang berpihak.
“Kami percaya bahwa perubahan dimulai dari percakapan yang jujur dan tindakan yang konsisten. Rangkaian diskusi ini bukan akhir, melainkan awal dari gerakan kolaboratif pemuda untuk Bantul yang lebih maju dan berpihak,” pungkas Asruri Faishal selaku Ketua Ruang Kolaborasi Pemuda.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2025 dan akan dilanjutkan dengan berbagai inisiatif lainnya, termasuk forum penyusunan rencana aksi bersama dan penguatan jejaring organisasi pemuda lintas desa.