MATA INDONESIA, JAKARTA-500 jawara turun ke jalan untuk menjaga keamanan wilayah di Kota Depok dari aksi unjuk rasa yang menolak UU Cipta Kerja.
Kehadiran mereka lewat gerakan Jaga Kampung ini tak ingin terjadi kerusuhan saat warga menyuarakan apa yang menjadi aspirasi.
“Silakan saja pendemo, kita tidak mau melarang pendemo, yang penting jangan anarkis. Karena kalau anarkis sudah jelas merugikan kita semua, kita yang rakyat juga rugi. Intinya, Depok jangan diporakporandakan orang yang tidak bertanggung jawab. Siap menjaga orang anarkis, pendemo anarkis,” kata Ketua Forum Betawi Rempug (FBR) Depok, H. Naw, Selasa 13 Oktober 2020.
Menyuarakan aspirasi kata dia, adalah hak setiap warga negara. Namun yang perlu dijaga adalah ketertiban dan keamanan wilayah.
“Silakan saya enggak mau larang dengan adanya demo. Silakan, hak dia. Tapi yang jangan sampai melanggar peraturan, UU jangan dilanggar. Pemerintah juga kalau sudah demo secara tertib tidak melarang, yang dilarang itu merusak hak orang lain,” katanya.
Jawara Depok yang mumpuni dalam ilmu silat itu akan berkeliling wilayah untuk membantu pengamanan bersama TNI-Polri. Para jawara itu disebar di sejumlah titik. Antara lain di Jalan Margonda, Cimanggis serta area stasiun.
“Kita sebar di Margonda yang sedikit rawan untuk demo di sekitar itu, dan di Cimanggis Jalan Raya Bogor, Wali Kota juga stasiun,” katanya.
Sementara itu, Kapolsek Cimanggis AKP Agus Khaeron menambahkan pihaknya mengapresiasi kepada Jawara Kampung dari FBR untuk ikut bersama dalam menjaga kamtibmas tetap aman kondusif.
“Sebagai bentuk Pamswakarsa, keberadaan Jawara Kampung rata-rata keanggotaan berasal dari tokoh di masyarakat dapat sangat terbantu dalam menjaga lingkungan dari permasalahan Kamtibmas,” katanya.