Rajin Berkembang Biak, Kuda Nil Milik Gembong Narkoba Kolombia Dikebiri

Baca Juga

MATA INDONESIA, BOGOTA – Sekelompok kuda nil di kebun binatang pribadi raja obat bius Kolombia, Pablo Eskobar disterilkan oleh layanan satwa liar negara itu. Langkah ini diambil menyusul kekhawatiran yang meningkat kawanan kuda nil itu akan menciptakan potensi bencana lingkungan sebagai spesies invasif.

Apa yang disebut sebagai “kuda nil kokain”, yang jumlahnya lebih dari dua kali lipat sejak 2012, disterilkan setelah kekhawatiran meningkat atas dampak lingkungan yang mereka timbulkan, termasuk ancaman terhadap keselamatan manusia.

Keputusan untuk menetralisir potensi berkembang biak kawanan datang setelah sebuah penelitian awal tahun ini menyimpulkan bahwa hewan telah menjadi bahaya. Hewan yang awalnya diperkenalkan ke perkebunan Hacienda Napoles Escobar, adalah salah satu warisan paling abadi dari sang gembong narkoba yang dibunuh oleh polisi tahun 1993.

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Meksiko dan Kolombia menemukan bahwa kuda nil telah berkembang biak di luar kendali sehingga mereka menyebar dari rumah aslinya – hampir 100 mil sebelah timur kota Medellín dan departemen Antioquia, menyebar di sekitar sungai Magdalena.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Biological Conservation, merekomendasikan kawanan tersebut untuk dimusnahkan. Tetapi yang lain mempromosikan sterilisasi, dengan alasan keprihatinan hak-hak hewan dan dukungan untuk penyelundup Afrika yang telah menjadi daya tarik wisata yang disukai masyarakat setempat.

Ahli biologi di Universitas Nasional Kolombia, Enrique Zerda Ordóñez mengatakan awal tahun ini bahwa pengebirian kimia adalah satu-satunya cara tepat. Akan tetapi, ia mengakui bahwa mensterilkan kuda nil bukanlah tugas yang mudah.

Melansir The Guardian, Minggu, 17 Oktober 2021, pemerintah Kolombia sejauh ini telah mensterilkan 24 kuda nil menggunakan bahan kimia, sehingga membuat hewan tersebut tak lagi dapat berkembang biak.

Setelah kematian Escobar, kuda nil dibiarkan sendiri di wilayah Hacienda Napoles karena terbukti terlalu sulit ditangkap dan diangkut. Kuda nil ini pun mulai berkembang ke wilayah sekitarnya.

Studi Konservasi Biologi mengutip penelitian tentang efek negatif kotoran kuda nil pada kadar oksigen di badan air, yang dapat mempengaruhi ikan dan akhirnya manusia. Jurnal itu juga mengangkat kekhawatiran tentang penularan penyakit dari kuda nil ke manusia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Musim Hujan sudah Guyur Bantul, Pemkab justru Perpanjang Darurat Kekeringan?, Ini Alasannya

Mata Indonesia, Bantul - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul telah mengajukan perpanjangan status darurat kekeringan hingga 31 Desember 2023. Keputusan ini didasarkan pada dampak yang masih dirasakan di beberapa kalurahan di Bumi Projotamansari akibat kekeringan, meski hujan deras sudah mengguyur Bantul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini