MATA INDONESIA, SUNCHEON – Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie takluk di tangan pebulutangkis Cina, Weng Hong Yang di partai final Korea Open Badminton Championship 2022.
Bermain di Palma Indoor Stadium, Suncheon, Korea Selatan, Jojo – begitu ia biasa disapa, harus mengakui keunggulan Weng lewat tiga set 21-12, 19-21, 15-21.
Jojo tampil apik dengan mengklaim babak pertama 21-19. Pebulutangkis berusia 24 tahun itu bahkan nyaris meraih gelar juara lantaran telah unggul 19-16 pada babak kedua.
Sayang, dewi fortuna tampaknya masih belum menaungi Jojo yang justru harus kehilangan babak kedua usai Weng merebut lima angka secara beruntun. Kemenangan di babak kedua, sukses membangkitkan rasa percaya diri Weng yang akhirnya meraih kemenangan pada babak penentuan.
“Puji Tuhan pastinya karena bisa menyelesaikan pertandingan tanpa cedera. Kalau dibilang menyesal pasti menyesal, tadi sepertinya sudah hampir menjuarai Super 500 pertama saya. Tapi kembali lagi Tuhan yang memberi dan Tuhan juga yang mengambil. Jadi saya tetap bersyukur dengan hasil ini,” tutur Jojo usai pertandingan.
“Di gim kedua sudah unggul 19-16 dan ada beberapa kali bolanya tanggung dan saya coba mematikan tapi dia masih bisa menahan. Saya rasa lawan bagus dan cukup siap di momen seperti itu,” sambungnya dalam rilis yang diterima Mata Indonesia News.
Diakuinya bahwa ia tampil kurang maksimal sehingga membuat lawannya mencuri angka demi angka.
“Ada faktor keberuntungan, tapi usaha dia memang maksimal dan tidak mau kalah. Di gim ketiga dia lebih enjoy dan percaya diri setelah bisa lepas dari tekanan,” katanya.
“Kondisi saya sebenarnya memang lelah tapi itu bukan alasan, semua pemain juga merasakan. Hari ini saya kurang bisa menerapkan strategi dengan baik di poin-poin krusial,” ucapnya.
Hasil ini mengulang raihannya pada Korea Open tahun 2017. Di mana kala itu, Jojo – peraih medali emas ASEAN Games 2018, takluk dari rekan senegaranya, Anthony Sinisuka Ginting di partai final.
“Masih belum percaya sebenarnya, tapi semua sudah terjadi. Nanti saya akan diskusi dengan pelatih baru tahu apa yang harus dievaluasi. Sekarang belum terpikirkan,” tuntasnya.