MATA INDONESIA, JAKARTA-Muhammad bin Salman akhirnya secara resmi sebagai pemilik klub sepakbola Newcastle United setelah seluruh saham dibeli dengan dana sebesar 300 juta pound sterling atau sekitar Rp 5,7 triliun.
Muhammad bin Salman kini tinggal menggelontorkan uangnya kepada Mike Ashley, pemilik Newcastle United saat ini, untuk menyelesaikan proses itu.
Media Inggris The Sun menyatakan bahwa otoritas Liga Inggris telah menyelesaikan proses administrasi dokumen pembelian saham Newcastle United tersebut.
Sebelumnya proses itu sedikit terhambat karena otoritas Liga Inggris tengah disibukkan dengan rencana kembali bergulirnya kompetisi di tengah pandemi Covid-19.
Selain itu, The Sun menyatakan bahwa Muhammad bin Salman cs telah melewati tes kepemilikan dan direktur secara mulus.
Meskipun sempat mendapatkan banyak kecaman soal pelanggaran hak asasi manusia dan pembajakan siaran langsung, otoritas Liga Inggris menilai hal itu bukan sebagai masalah yang bisa menghalangi Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi itu menjadi pemilik Newcastle.
Pengumuman secara resmi keabsahan pembelian Newcastle United kemungkinan akan dilakukan pada awal Juni, menunggu selesainya dokumen pengesahan dan transfer uang dari pihak pembeli.
Diketahui, sebelumnya proses pembelian saham Newcastle United sempat diwarnai protes sejumlah pihak. Amnesty International Inggris misalnya, menilai pembelian saham itu sebagai bagian untuk memoles citra Muhammad bin Salman yang penuh dengan tudingan pelanggaran HAM.
MBS, singkatannya, dituding sebagai otak dibalik pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 lalu. Khashoggi tewas dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Jurnalis senior Arab Saudi yang menetap di Amerika Serikat itu diduga dibunuh karena kerap melancarkan kritik pedas terhadap pemerintahan negaranya. Dia dibunuh oleh pasukan elit militer Arab Saudi yang diduga diperintah oleh Muhammad bin Salman.
Pemerintah Arab Saudi sendiri membantah keterlibatan Muhammad bin Salman dan menyatakan telah menghukum mereka yang terlibat dalam pembunuhan itu.
Selain soal HAM, masalah pembajakan siarang langsung Liga Inggris juga mewarnai pembelian saham Newcastle itu. BeIN Sports selaku pemegang hak siar utama Liga Inggris meminta pembelian saham itu dibatalkan karena perusahaan milik pemerintah Arab Saudi dituding ikut andil dalam pembajakan siaran langsung Liga Inggris itu.
Meskipun demikian kedua masalah tersebut buktinya tak menghentikan proses pembelian saham Newcastle United.