Puluhan Anggotanya Jadi Teroris, FPI dan Masyarakat Harus Waspada

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Terdeteksinya 37 orang mantan anggota Front Pembela Islam (FPI) dalam kegiatan dan jaringan terorisme seperti diungkap anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto seharusnya membuat organisasi itu berhati-hati. Jika tidak diindahkan organisasi itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan teroris.

Hal tersebut diungkapkan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal TNI AM Hendropriyono dalam sebuah talk show di YouTube yang dilihat Minggu 27 Desember 2020.

“Kita harus waspada, para anggota FPI lainnya harus waspada. Hati-hati, bahwa jika kemasukan unsur itu bisa terseret-seret. Jika tidak ada yang mengingatkan ya akan ke sana semua (jadi teroris–Red),” ujar Hendropriyono.

Hendropriyono mengaku khawatir dengan perkembangan seperti itu karena bisa menjadi bibit kehancuran Indonesia.

Menurut dia, kondisi Suriah yang hancur lebur saat ini diawali persis seperti Indonesia sekarang.

Masyarakat dan pemerintah tidak pernah diberi kesempatan untuk memikirkan masa depan karena terus direpoti dengan isu-isu ideologi seperti era Orde Lama.

Akibatnya, sekarang kita sering bertengkar antar sesama warga bangsa karena muncul banyak ormas yang memiliki kemampuan perang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini