MATA INDONESIA, JAKARTA-Program peremajaan sawit rakyat (PSR) bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat, yang berpotensi tinggi menghasilkan produk kelapa sawit.
“Produksi kelapa sawit rakyat masih rendah yakni hanya 3,7 ton per hektare setiap tahun, sehingga perlu mendapatkan dukungan dari Pemerintah untuk meningkatkannya,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Jakarta, Kamis 2 September 2021.
Program PSR merupakan upaya Pemerintah untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat yang masih tergolong rendah, yaitu 3,7 ton per hektare per tahun, padahal potensi yang dapat dihasilkan bisa mencapai 8 ton per hektare per tahun.
Selain itu, peremajaan sawit juga menjadi bagian dari upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan menyerap banyak tenaga kerja di krisis pandemi covid-19 saat ini.
Pemerintah menargetkan peremajaan sawit rakyat mencapai lahan seluas 540.000 hektare di 2022, sehingga di 2021 target peremajaan tersebut menjangkau seluas 180.000 hektare.
“Untuk tahun 2021, program ini ditargetkan menyasar seluas 180.000 hektare dengan alokasi dana sebesar Rp5,567 triliun,” katanya.
Untuk dapat mencapai target tersebut, Wapres meminta seluruh pemangku kepentingan di bidang industri sawit dapat bekerja sama dan berkolaborasi bersama Pemerintah.
“Diperlukan kerja sama yang erat oleh tiga pihak dalam rangka pengelolaan sawit berkelanjutan, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat,” katanya.
Wapres mengatakan sebanyak 41,35 persen perkebunan kelapa sawit merupakan perkebunan rakyat yang dapat menghasilkan 16,2 juta ton minyak sawit.