MATA INDONESIA, JAKARTA-Program jasa konsultasi bagi para pelaku usaha, khususnya UMKM, terus diperkuat oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank untuk membantu meningkatkan ekspor nasional.
Jasa konsultasi merupakan salah satu mandat LPEI untuk menciptakan eksportir baru, kali ini dikolaborasikan dengan Balai Diklat Industri yang dikelola oleh Kementerian Perindustrian.
“Kami melihat bahwa Balai Diklat Industri ini memiliki sejumlah pelatihan dan sertifikasi untuk para pengusaha yang dapat kita kolaborasikan dengan program sejenis di LPEI seperti Coaching Program for New Exporter atau CPNE, Desa Devisa, ataupun Marketing Handholding,” kata Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso dalam keterangan di Jakarta, Selasa 18 Januari 2022.
LPEI memiliki jasa konsultasi yang merupakan mandat undang-undang pendirian dengan tujuan penciptaan eksportir baru.
Program jasa konsultasi terdiri dari CPNE yang merupakan pelatihan berjangka setahun untuk menciptakan eksportir baru dan Desa Devisa yang merupakan program pengembangan komoditas sebuah wilayah sehingga dapat melakukan ekspor.
Selain itu, ada Marketing Handholding yang merupakan program untuk membawa UKM ke ecommerce internasional, dan yang terbaru adalah Rumah Ekspor dengan tujuan mempermudah akses satu pintu untuk proses ekspor bagi para UKM dan eksportir.
Hingga akhir 2021, tujuh program Desa Devisa yang dirasakan oleh 27 desa dan memberi manfaat kepada lebih dari 2.500 petani telah terealisasi.
CPNE sendiri telah memiliki 387 alumni yang mampu melahirkan lebih dari 20 eksportir baru.
Sementara Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian Arus Gunawan menyambut positif inisiatif penjajakan kerja sama kedua instansi.
Pihaknya mengungkapkan sejumlah program di Balai Diklat Industri dimungkinkan untuk dilakukan kerja sama dengan program jasa konsultasi LPEI.
“Saat ini kami memang fokus untuk industri kreatif khususnya di bidang animasi, namun dengan program Jasa Konsultasi LPEI, industri yang konvensional dan kreatif diharapkan juga dapat meningkatkan devisa bagi negara,” ujarnya.
Sejak 2014, Balai Diklat Industri Denpasar telah menghasilkan 10.000 alumni diklat, 2.000 diklat animasi dan industri kreatif, 110 workshop dan seminar. Kolaborasi LPEI dan Kemenperin dinilai memang layak direalisasikan sehingga harapan industri kreatif dapat turut menghasilkan devisa dapat segera terwujud.
