MATA INDONESIA, JAKARTA – Alhamdullilah, program 10 Rumah Aman mendapatkan apresiasi besar. Program itu wajib diprioritaskan dan dilanjutkan, meski Indonesia nanti terbebas dari infeksi Covid-19.
Menurut komunitas Pustaka Begerak, 10 Rumah Aman menjadi program strategis untuk mensupport beragam kebijakan pemerintah. Selain lini kesehatan, sektor lain yang potensial didorong diantaranya kesejahteraan dan keamanan.
”Program 10 Rumah Aman wajib diteruskan, meski Covid-19 sudah hilang 100 persen di Indonesia. Program ini memiliki produk besar yang berguna bagi masyarakat. Selain sikap kemandirian dan gotong royong, di dalamnya terdapat bentuk solidaritas kemanusiaan yang tinggi,” ujar Founder Pustaka Bergerak Nirwan Ahmada Arsuka.
Beragam manfaat memang terus dirasakan masyarakat pasca-digulirkannya program 10 Rumah Aman. Program tersebut menjadi kolaborasi besar Kantor Staf Presiden (KSP) juga Yayasan Sepuluh Rumah Aman. Konsep dan sistemnya telah diujicobakan di beberapa Rukun Tetangga (RT) di Jakarta, Depok, dan Tangerang Selatan. Hasilnya? Sangat memuaskan dan membantu masyarakat di segala aspek.
Diterapkan pada lingkungan terkecil Rukun Tetangga (RT), program 10 Rumah Aman memberi jaminan keamanan masyarakat melewati Pandemi Covid-19. Masyarakat mendapatkan informasi akurat terkait Covid-19, termasuk mengurai impact bawaannya. Ada banyak informasi yang diperoleh, diantaranya data rutin suhu tubuh warga yang diukur melalui Thermoscan atau Thermo Gun.
Melalui ‘Thermoscan’ pula didapat informasi jumlah kepala keluarga (KK) yang perlu uluran tangan. Dari situ juga didapatkan para donatur sekaligus pendistribusian bantuan sembako. Apalagi, jumlah KK yang perlu dibantu secara ekonomi terus meningkat jumlahnya. Nirwan menambahkan, program 10 Rumah Aman telah mengembalikan tatanan ideal dalam masyarakat.
”Sejak awal berkolaborasi dengan program 10 Rumah Aman, kami sangat tertarik. Program ini penuh dengan inspirasi. Masyarakat diajak bergotong royong. Kepekaan sosial mereka ditumbuhkan kembali. Semua diajak menyelesaikan beragam problem dan impactnya yang muncul di lingkungan sekitarnya. Sikap dan tatanan ideal kegotongroyongan dalam masyarakat telah dikembalikan,’’ kata Nirwan.
Dihadapkan dengan perkembangan zaman, budaya gotong royong ‘hampir’ punah. Dihadapkan oleh kerasnya persaingan ekonomi hingga derasnya arus masuk budaya luar, masyarakat pun akhirnya lebih bersikap individual. Contoh sederhana, antar tetangga dalam satu RT ternyata tidak saling mengenal. Padahal, kegotongroyongan adalah budaya warisan leluhur yang harus dilestarikan.
”Masyarakat telah disadarkan jati dirinya sebagai bangsa. Kebetulan, momentumnya adalah pandemi Covid-19 ini. Sebagai bangsa yang besar, budaya gotong royong harus dikuatkan lagi dan dilestarikan. Generasi milenial harus ambil peranan di situ. Pokoknya, program 10 Rumah Aman ini harus terus ada. Jangan dihentikan. Produknya dari awal sangat bagus dan bisa diterapkan siapa saja,” kata Nirwan.
Memiliki value sosial besar, Pustaka Bergerak memang berkolaborasi dengan program 10 Rumah Aman. Apalagi, Pustaka Bergerak memiliki jaringan besar 3.000 member di seluruh pelosok negeri. Pustaka Bergerak juga memiliki platform kuat, yaitu pemberdayaan masyarakat. Menghidupkan budaya literasi, mereka membangun kemandirian masyarakat melalui penyebaran buku tidak berbayar. Informasi lebih lanjut bisa klik https://pustakabergerak.id/ atau https://www.facebook.com/groups/pustakabergerak/.