MATA INDONESIA, KIEV – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menegaskan bahwa negaranya tidak takut pada apa pun atau siapa pun. Pernyataan ini hadir menyusul pengakuan Rusia atas dua wilayah separatis di Ukraina timur.
“Perbatasan Ukraina akan tetap seperti apa adanya dan tindakan Rusia adalah sebuah pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina,” kaya Presiden Volodymyr Zelenskyy, melansir Deutsche Welle, Selasa, 22 Februari 2022.
Zelenskyy menambahkan bahwa pertemuan puncak darurat dalam format Normandia – yang mencakup diplomat Ukraina, Rusia, Prancis dan Jerman – telah dimulai. Dia menambahkan bahwa Ukraina mendukung penyelesaian politik dan diplomatik.
Pada Senin (21/2), para pemimpin republik separatis Luhansk dan Donetsk mengeluarkan pernyataan yang menyerukan agar Moskow mengakui mereka sebagai negara merdeka.
Kedua wilayah tersebut memisahkan diri dari kendali Ukraina tahun 2014. Sejak saat itu, pertempuran telah berlangsung antara Ukraina dan kelompok separatis yang didukung Rusia di Donbas sejak 2014.
Menurut data PBB, lebih dari 13.000 orang dilaporkan tewas dalam konflik dan 1,4 juta warga Ukraina mengungsi akibat konflik tersebut.
Meski kerap terlibat konflik, sebagian dari wilayah tersebut tetap berada di bawah kendali pasukan Ukraina, dan pertempuran sporadis telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev yang kini menjabat sebagau wakil ketua Dewan Keamanan, mengatakan bahwa Ukraina tidak membutuhkan kedua wilayah tersebut dan mayoritas orang Rusia akan mendukung kemerdekaan mereka.