MINEWS, JAKARTA-Raut wajah kesal diperlihatkan oleh Presiden Joko Widodo soal temuan banyaknya tender elektronik konstruksi yang digelar jelang akhir tahun.
Jokowi mengungkap kesalahan ini terus berulang setiap tahun dan mempengaruhi kualitas konstruksi yang buruk.
“Tinggal dua bulan dan masih urusi konstruksi, masih lelang konstruksi. Ini tidak bisa diteruskan. Kita ulang terus kesalahan seperti ini. Akhirnya apa? Kualitas jelek.” ujar Jokowi dalam rapat koordinasi pengadaan barang/jasa pemerintah di JCC, Rabu 6 November 2019.
Jokowi mencontohkan SD ambruk karena pembangunan dikerjakan buru-buru dan waktu hujan. “Karena kerja cepat-cepat dan kerja pas basah, hujan. Gak mungkin lah, kita membuat konstruksi pekerjaannya pakai payung. Sudah bohong kayak gitu,” katanya.
Jokowi melihat hingga saat ini masih ada e-tendering yang masuk dengan nilai Rp 31 triliun. Walau dia tahu ada e-tendering yang cepat dari tiga hari hingga 45 hari tetapi dia tidak mau melakukan hal ini terus menerus.
Jokowi menyindir fungsi e-procurement dan e-tendering yang sia-sia karena pola pikir penggunanya masih manual.
“Ini proses e-proc masih jalan, tapi bertahun-tahun mindset kita masih manual. Buat apa bangun sistem seperti itu kalau November kita masih e-tendering?,” katanya.
Dia pun menegaskan tahun depan sistem lelang elektronik harus berjalan dengan benar. Jokowi meminta Januari lelang sudah digelar sehingga waktu pembangunan cukup dan kualitas pun terjamin.
Jokowi mengungkap proses dan waktu memang menjadi tantangan pengadaan barang dan jasa. Namun, pengadaan barang tersebut harus dilakukan seawal mungkin, agar perputaran uang di daerah tetap berjalan.
Jika tidak ada uang yang berputar maka pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut rendah. “Itu rumus ekonomi, gak bisa dibantahkan. Kalau tidak ada pertumbuhan ekonomi, artinya rakyat kita menderita,” katanya.
Jokowi menjelaskan sejak 15 tahun lalu proses pengadaan sudah memiliki e-procurement, e-tendering dan e-purchasing tetapi praktiknya masih dengan pola pikir lama.