Presiden Erdogan: Turki Tidak Akan Tunduk pada Ancaman!

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Turki tidak akan tunduk pada ancaman terkait perselisihan dengan Yunani dan Siprus soal sengketa maritim di Laut Mediterania Timur. Hal ini ditegaskan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menanggapi sikap Uni Eropa.

Meski demikian, Erdogan tak menutup pintu negosiasi atas klaim yang bertentangan dengan landas kontingen dan hak atas sumber daya energi potensial. Erdogan mengatakan bahwa Turki mengedepankan perdamaian, kerja sama, serta keadilan.

“Kami tidak akan tunduk pada ancaman dan pemerasan… Kami tidak akan membiarkan ekspansionisme imperialis,” kata Erdogan, melansir Reuters, Senin, 7 Desember 2020.

“Dalam masalah Mediterania Timur, negara kami tidak pernah berpihak pada ketegangan, tetapi dengan perdamaian, kerjasama, keadilan, dan penerapan keadilan. Jalan menuju ini melalui negosiasi berdasarkan rasa saling menghormati,” sambungnya.

Ketegangan berkobar pada Agustus ketika Ankara mengirim kapal survey untuk memetakan prospek pengeboran energi di perairan yang juga diklaim oleh Yunani. Kedua negara sepakat melanjutkan pembicaraan mengenai klaim maritim yang telah diperebutkan sejak September.

Para Menteri Uni Eropa dijawalkan mengevaluasi dasar sanksi terhadap Turki. Para pemimpin blok itu kemudian akan memutuskan hukuman atau sanksi apa yang pantas diberikan kepada Turki.

Namun, keputusan akan dilakukan dalam pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa pada Kamis (10/12). Prancis dan Parlemen Eropa mengatakan sudah waktunya untuk menghukum Turki.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini