MATA INDONESIA, BEIJING – Presiden Xi Jinping menegaskan bahwa dunia membutuhkan keadilan, bukan struktur kekuasaan hegemonik dalam pemerintahan global, menyusul meningkatnya ketengangan antara dua kekuatan besar dunia, Cina dan Amerika Serikat.
Xi mengkritik terhadap upaya beberapa negara untuk membangun penghalang dan pemisah yang akan merugikan negara lain dan tidak menguntungkan negara mana pun. Kritik ini ia layangkan dalam forum tahunan Boao Forum for Asia.
Negeri Tirai Bambu telah lama menyerukan reformasi sistem pemerintahan global agar lebih mencerminkan perspektif dan nilai yang lebih beragam dari komunitas internasional, daripada segelintir negara besar.
Bukan hanya itu, Cina juga berulang kali berlawanan dengan negara adidaya dalam pemerintahan dunia, khususnya dengan Amerika Serikat (AS), mulai dari hak asasi manusia hingga dominasi Cina terhadap ekonomi dunia.
“Dunia menginginkan keadilan, bukan hegemoni. Sebuah negara besar harus terlihat seperti negara besar dengan menunjukkan bahwa ia memikul lebih banyak tanggung jawab,” tegas Presiden Xi Jinping, melansir Reuters, Selasa, 20 April 2021.
Presiden Xi Jinping tidak secara gamblang menyebut negara mana yang dimaksud. Namun, para pejabat Cina merujuk pada hegemoni Paman Sam terhadap proyeksi kekuatan global AS dalam sektor perdagangan dan geopolitik.