Presiden Brasil: Vaksin Virus Corona Hanya untuk Anjing Saya

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Presiden Brasil, Jair Bolsonaro menegaskan bahwa dia tidak akan membeli vaksin virus corona! Ini menjadi yang terbaru dari serangkaian pernyataan yang ia buat terkait keraguannya terhadap program vaksinasi virus corona.

Dalam pernyataan yang disiarkan langsung melalui berbagai platform media sosial, Bolsonaro yang merupakan pemimpin sayap kanan itu mengatakan bahwa Kongres tidak mungkin meminta warga Brasil untuk mengambil vaksin.

Brasil sendiri menjadi negara kedua tertinggi di dunia dengan angka kematian akibat infeksi virus corona. Meski demikian, Bolsonaro tetap teguh pada pendiriannya, takkan memberikan vaksin virus corona terhadap warganya.

Sikap ini membuat Bolsonaro dianggap tak serius dalam menangani pandemi virus corona. Bolsonaro bahkan memutuskan untuk membatalkan pembelian 46 juta dosis vaksin CoronaVac untuk program imunisasi nasional.

“Sudah saya bilang, saya tidak akan menerimanya (vaksin virus corona). Itu adalah hak saya,” kata Bolsonaro, melansir Reuters, Jumat, 27 November 2020.

Selain itu, Bolsonaro menyatakan keraguannya atas kefektifan pemaiakan masker yang menyiratkan hanya ada sedikit bukti konklusif tentang efektivitas masker dalam membendung penularan virus tersebut.

Sejak beberapa negara menerbitkan vaksin dengan tingkat efektivitasnya, sejak saat itu pula Bolsonaro mengatakan bahwa warga Brasil tidak diharuskan untuk melakukan vaksinasi. Pada Oktober, Bolsonaro menuliskan di akun Twitter-nya bahwa vaksinasi hanya diperlukan untuk anjingnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini