Presiden Azerbaijan Sebut Armenia Melanggar Perjanjian

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev mengatakan kepada surat kabar Prancis, Le Figaro bahwa negaranya siap duduk untuk negosiasi dengan pihak Armenia. Seperti diketahui, kedua negara tengah terlibat bentrokan memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh.

Akan tetapi Aliyev tetap menyalahkan tindakan Armenia atas berlanjutnya permusuhan. Sejak berabad-abad lamanya, ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan yang sama-sama mendiami tanah Kaukasus Selatan telah berlangsung.

Dunia internasional mengakui wilayah Nagorno-Karabakh merupakan bagian dari Republik Azerbaijan. Akan tetapi, mayoritas dari penduduk di wilayah Nagorno-Karabakh merupakan etnis Armenia. Berdasarkan sejarah, kedua negara telah memulai permusuhan dengan beragam alasan, mulai dari alasan etnis, agama, maupun politik.

“Kami siap berhenti bahkan hari ini. Sayangnya, Armenia sangat melanggar gencatan sejata. Apabila mereka tidak berhenti, maka kami akan melanjutkannya dengan tujuan membebaskan semua wilayah kependudukan,” tegas Presiden ilham Aliyev, melansir Reuters, Minggu, 25 Oktober 2020.

Sementara Menteri Luar Negeri Armenia mengatakan agresi Azerbaijan menimbulkan ancaman eksistensial bagi keamanan kawasan. Berbagai upaya perdamaian sejatinya telah ditempuh kedua negara.

Terbaru Menteri Luar Negeri kedua negara melakukan lawatan ke Amerika Serikat (AS), berjumpa dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo guna membahas mengenai upaya mengakhiri peperangan di wilayah Nagorno-Karabakh yang telah menewaskan banyak korban jiwa. Akan tetapi belum sepekan pertemuan itu berakhir, kedua negara dikabarkan kembali saling menyerang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Komitmen Jaga Stabilitas Jelang Pergantian Tahun

JAKARTA - Menjelang Tahun Baru 2025, pemerintah memastikan berbagai langkah strategis telah disiapkan untuk menjamin keamanan, kenyamanan, dan stabilitas...
- Advertisement -

Baca berita yang ini