MATA INDONESIA, JAKARTA-Perhelatan kegiatan World Superbike Mandalika yang bakal diadakan pada November mendatang ternyata memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa satu kali perhelatan potensinya bisa mencapai Rp500 miliar.
“Jadi multiplier effect-nya Rp500 miliar per sekali event,” katanya di Jakarta, Jumat 15 Oktober 2021.
Diketahui, Airlangga mengunjungi lokasi Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada kesempatan itu, Airlangga mencoba lintasan sirkuit yang memiliki panjang 4,3 km dengan 17 tikungan tersebut dengan menggunakan Buggy Car.
Sirkuit yang memiliki pemandangan alam perbukitan dan panorama laut biru yang spektakuler ini dibangun dengan teknologi aspal terbaru yakni Stone Mastic Asphalt (SMA), sehingga menjadi salah satu sirkuit yang digunakan pada kecepatan 330 km per jam dengan tetap memiliki tingkat keamanan tinggi bagi pembalap.
“Sirkuitnya luar biasa, pemandangannya juga luar biasa, sudah dipersiapkan manajemen trafficnya. Perhelatan balapan Superbike ini diharapkan ditonton oleh 25.000 penonton,” katanya.
Airlangga berharap dengan kegiatan sekelas Superbike dan nantinya MotoGP pada 2022 bisa menjadikan Mandalika sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tourism, dan menjadi proyek kedua terbesar sesudah Nusa Dua.
“Ini bisa menjadi alternatif destinasi yang terdepan karena dilengkapi pelabuhannya juga sudah siap menampung 7 juta orang baik dari domestik maupun mancanegara,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer mengatakan efek pariwisata dari gelaran Superbike bisa mencapai 150 ribu penonton jika dalam kondisi normal.
“Dampak lanjutan dari Superbika ini diharapkan semuanya bisa membangkitkan pariwisata. Potensi penambahan tenaga kerja akibat kegiatan di Mandalika mencapai sekitar 7.545 orang,” katanya.
Abdulbar menambahkan bahwa nantinya akan membuka digital market place untuk menjual merchandise resmi Superbike dan MotoGP yang semuanya berasal dari UMKM di Lombok.