MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu berjanji akan menyambut hangat dan memberi kehidupan yang nyaman kepada Jonathan Pollard setelah ia mendapat pembebasan bersyarat. Pollard merupakan seorang Amerika yang menghabiskan 30 tahun di penjara Amerika Serikat (AS) karena menjadi mata-mata untuk Israel.
“Kami menunggu Anda, bahkan selama masa virus corona dengan tangan terbuka dan Anda akan menerima pelukan tulus dari rakyat Israel,” kata Netanyahu dalam sebuah video, melansir Reuters, Rabu, 25 November 2020.
Pollard merupakan mantan analis intelijen Angkatan Laut AS yang ditangkap tahun 1985 di luar kedutaan Israel di Washington. Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tahun 1987, setelah mengaku bersalah, yakni melakukan spionase dengan memberikan informasi rahasia yang ia peroleh di pos intelijen Angkatan Laut kepada Israel dengan imbalan ribuan USD.
Setelah menjalani hukuman selama 30 tahun, Pollard mendapat pembebasan bersyarat. Sejak 2015, ia diperkirakan menetap di daerah New York sambil menjalani pembebasan bersyarat, setidaknya hingga lima tahun.
Pada Jumat (20/11), pembatasan pembebasan bersyarat untuk Pollard berakhir. Pria yang kini berusia 66 tahun itu mengatakan, ia dan pasangannya akan terbang ke Israel dan menentap di sana. Namun, ia tak memberikan detail tanggal perjalanan mereka.
“Anda sekarang harus memiliki kehidupan yang nyaman, di mana Anda dan pasangan dapat mengejar impian bersama. Minat Anda dan kami adalah dapat merawat Esther (istri Pollard) dengan perawatan medis terbaik di dunia,” sambung Netanyahu kepada Pollard.
Saat masih berada di penjara, Pollard yang merupakan kelahiran Texas diberikan kewarganegaraan Israel. Dan Israel berjuang keras untuk membebaskan Pollard, namun selalu ditolak oleh para Presiden AS.
“Saya sungguh ingin memberi selamat kepada Anda bahwa mimpi buruk Anda telah berakhir dan Anda dapat kembali ke rumah Anda, di Israel. Ini akan benar-benar menjadi momen besar bagi kita semua,” tuntasnya.