MATA INDONESIA, JAKARTA-Aksi demo yang berujung anarkis saat menolak pengesahan Omnimbus Law UU Cipta Kerja (Ciptaker) pada Kamis 8 Oktober 2020 beberapa waktu lalu di daerah di Indonesia, membuat banyak tokoh agama ikut berpendapat mengenai aksi tersebut.
Salah satunya, Pimpinan Yayasan Ad Dzikra Abah Raodl Bahar Bakry yang berpendapat bahwa Indonesia itu menganut demokrasi Pancasila. Dimana keempat silanya merujuk kepada sela pertama yakni ketuhanan yang maha esa.
Artinya kata dia, dalam menyampaikan aspirasi harus bersumber kepada etika ketuhanan yang maha esa.
Jika dikaitkan dengan aksi yang dilakukan para demonstran beberapa waktu lalu, aa menyebut sangat mengkhawatirkan sekali, dimana negara yang sudah dibangun sedemikian rupa hancur oleh aksi demo yang anarkis.
“Padahal mayoritas yang demo merupakan dari agama islam dan beberapa agama lainnya, yang seharusnya menjunjung tinggi etika,” katanya.
Pada prinsipnya, jika kembali ke dalam ajaran agama Islam, untuk menegakan hak itu harus dengan cara-cara hak juga, bukan dengan cara yang batil.
Ia katakan, Allah berfirman di dalam Alquran janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi, jadi artinya, jika ingin melakukan demokrasi diperbolehkan berkumpul, berserikat dan menyampaikan pendapat tapi dengan cara-cara yang Akhlakul Karimah.
“Untuk itu sahabat dan saudara-saudaraku, jika mau melakukan demo harus hendaklah melalui konstitusional dan berakhlakukarimah,” katanya.