MATA INDONESIA, KIEV – Seorang pilot Rusia yang ditangkap tentara Ukraina mengaku bahwa ia diperintahkan untuk menargetkan warga sipil. Letnan Kolonel Krishtop Maxim Sergeevich ditembak jatuh pada 6 Maret dan ditahan oleh pasukan Ukraina, Interfax Ukraina melaporkan.
Pada konferensi pers, Letnan Kolonel Krishtop mengatakan bahwa ia melakukan tiga misi pengeboman, Newsweek melaporkan. Dan video pengakuang sang pilot pun kini viral di media sosial.
“Dalam proses menyelesaikan tugas, saya menyadari bahwa targetnya bukan fasilitas militer musuh, tetapi bangunan tempat tinggal, orang-orang yang damai. Tapi saya menjalankan perintah,” kata Krishtop, melansir Yahoo News.
Sebelumnya Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan tegas mengatakan bahwa invasinya ke Ukraina tidak akan menargetkan warga sipil. Akan tetapi faktanya, serangan yang digencarkan pasukan Rusia menghancurkan beberapa kota dan mengakibatkan krisis pengungsi besar-besaran dan lebih dari 1.546 korban Ukraina dikonfirmasi.
Krishtop yang menjabat sebagai Wakil Komandan Resimen Penerbangan ke-47 Rusia, mengatakan dia mengerahkan bom FAB-500, yang merupakan bahan peledak seberat 500 kg — atau 1.100 lb — yang sering digunakan oleh militer Rusia.
Sebuah video baru-baru ini menunjukkan dua warga Ukraina dengan hati-hati menjinakkan bom serupa di Chernihiv, sebuah kota di Ukraina utara.
“Saya menyadari besarnya kejahatan yang telah saya lakukan. Saya ingin meminta pengampunan dari seluruh rakyat Ukraina atas kemalangan yang kami bawa kepada mereka,” sambungnya.
“Saya akan melakukan segala daya saya untuk mengakhiri perang ini secepat mungkin, dan membawa mereka yang bertanggung jawab atas genosida Ukraina ini ke pengadilan,” sambungnya.
Ukraina telah melakukan beberapa konferensi pers serupa dengan tawanan perang dalam upaya untuk melawan propaganda Rusia tentang perang, The Washington Post melaporkan.
Sementara itu, Kremlin menolak bahwa konflik di Ukraina sebagai “perang” atau “invasi” dan menyebutnya sebagai “operasi militer khusus.” Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengkriminalisasi berbagi informasi tentang perang di dalam negeri, mengancam pembangkang dengan penangkapan dan hukuman penjara.
“Saya juga mendesak semua personel militer Federasi Rusia untuk berhenti melakukan kejahatan militer terhadap rakyat Ukraina yang damai. Saya pikir kita sudah kalah perang ini,” tuntasnya.