Pesawat Sukhoi Terbakar Usai Lepas Landas, 41 Tewas, 37 Orang Selamat

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Sedikitnya 41 orang meninggal dunia, 37 selamat dan 11 orang mengalami luka-luka, ketika pesawat jenis Sukhoi Superjet-100 milik maskapai Aeroflot mengalami kebakaran tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sheremetyevo di Moskow.

Melansir Reuters, Senin 6 Mei 2019, pesawat yang sedang mengangkut 78 orang itu dilaporkan mendarat dengan tidak mulus (hard landing) di bandara dan mesinnya terbakar. Burung besi itu sedang dalam perjalanan menuju kota Murmansk.

Pesawat dengan nomor penerbangan Su-1492 itu sempat mengudara selama sekitar 30 menit, dan meminta kembali karena mengalami gangguan teknis pada pukul 18.02 waktu setempat.

Mereka sempat berputar dua kali sebelum mendarat. Ketika sampai di landasan, saksi menyatakan terdapat serpihan yang masuk ke mesin dan memicu kebakaran. Saat itu tangki bahan bakar pesawat masih dalam kondisi penuh. Sampai saat ini penyebab kecelakaan itu masih diselidiki.

Proses evakuasi sempat mengalami kendala karena dilaporkan sejumlah penumpang memilih menyelamatkan barang bawaan masing-masing.

Sukhoi Superjet 100 adalah pesawat penumpang buatan Rusia yang menjadi simbol kebangkitan industri dirgantara sipil setelah Uni Soviet bubar. Burung besi ini mulai digunakan sejak delapan tahun lalu.

Beberapa maskapai Meksiko juga menggunakan Sukhoi Superjet 100 untuk penerbangan dalam negeri.

Akan tetapi, pesawat jenis ini diragukan tingkat keamanannya karena pada Desember 2016 lalu sempat dilarang terbang. Keputusan itu diambil setelah ditemukan ada cacat pada bagian ekor.

Tujuh tahun lalu, pesawat itu jatuh di Gunung Salak, Jawa Barat, ketika sedang unjuk kebolehan. Insiden itu menewaskan 45 orang penumpang dan awak.

Dengan kejadian ini, beberapa pihak mendesak supaya Rusia melarang terbang dan tidak membuat pesawat itu lagi. Meski begitu, sejumlah pejabat bidang penerbangan sipil di Rusia menyatakan belum berniat kembali melarang terbang Sukhoi Superjet.

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini