MATA INDONESIA, JAKARTA-Isu perubahan iklim atau climate change juga menjadi salah satu isu penting yang akan dibicarakan dalam pertemuan G20 mendatang. Hal itu dikatakan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.
“Climate change itu tidak mungkin bisa ditangani tanpa aspek keuangan. Makanya di dalam Finance Track dibicarakan mengenai sustainable finance dan climate change finance. Itu menjadi sangat penting,” katanya.
Menurutnya, para pemimpin G20 memiliki komitmen lebih ambisius, yakni menurunkan suhu Bumi agar tidak lebih dari 1,5 derajat celcius dibandingkan pre-industrial time. Untuk mencapai hal tersebut, pendanaan dan teknologi menjadi penting.
“Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, baik di Roma, di Glasgow, dan di dalam berbagai forum, telah menyampaikan komitmen Indonesia untuk ikut dalam menurunkan CO2 dunia sehingga kita terhindar dari malapetaka perubahan iklim,” katanya.
Dalam upaya mencapai komitmen tersebut, sektor kehutanan atau forestry and land use menjadi sektor yang menyebabkan penurunan CO2 secara lebih murah dan cepat.
“Bapak Presiden sekarang mengundang banyak duta besar, lembaga-lembaga internasional untuk ikut dalam penanaman mangrove. Karena itu sangat cepat, efektif, dan relatif murah,” ujarnya.
Di sisi lain, Indonesia juga berupaya untuk melakukan energy transition, yaitu transisi dari energi yang berbasis non-renewable, terutama batu bara, kepada renewable.
Menkeu menilai, Indonesia yang merupakan produsen batu bara dan 60 persen energi masih didominasi oleh batu bara tidak mudah untuk melakukan transisi energi ini.
“Kita harus punya perencanaan yang baik, yaitu berapa jumlah demand akan meningkat? Berapa jumlah coal plant yang akan bisa di-retired atau dipensiunkan secara dini? Dampaknya berapa banyak dari sisi keuangan? Dan kemudian kita harus membangun renewable energy berapa banyak lagi? Berapa investasi dibutuhkan?” kata Menkeu.
Indonesia menjadi perhatian dunia dalam melakukan transisi energi ini. Maka dari itu, komitmen menanggulangi perubahan iklim akan dilakukan melalui langkah-langkah progresif yang mengedepankan prinsip ekonomi berkelanjutan, serta mengedepankan prinsip keadilan (just) dan keterjangkauan (affordable) dengan memperhatikan iklim berusaha dan masyarakat kecil.