MATA INDONESIA, JAKARTA-Pertumbuhan ekonomi diperlukan untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat di tengah peningkatan pengangguran dan kemiskinan pada masa pandemi Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan strategi dalam memulihkan perekonomian nasional terus menunjukkan hasil yang membaik dari waktu ke waktu.
Pemerintah kata dia, sangat berkomitmen dalam menangani covid-19 dari sisi kesehatan yang seimbang dengan pelaksanaan berbagai program PEN.
Hal tersebut berpengaruh terhadap permintaan domestik yang tercermin dari Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,93 persen (yoy) dan juga direspon dengan peningkatan kapasitas produksi yang tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 7,54 persen (yoy).
Begitu juga dengan perbaikan permintaan global yang menjadi stimulus tambahan sehingga ekspor dan impor dapat tumbuh tinggi masing-masing sebesar 31,78 persen dan 31,22 persen (yoy).
Adanya keberhasilan pemulihan ekonomi terlihat di triwulan II 2021 yang sejalan dengan pemulihan ekonomi global, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 7,07 persen (yoy).
Persentase tersebut merupakan yang tertinggi sejak krisis sub-prime mortgage dan lebih tinggi daripada beberapa negara peers yang telah merilis angka pertumbuhannya, seperti Vietnam 6,6 persen dan Korea Selatan 5,9 persen.
“Sinergi yang baik antara kebijakan ekonomi dan kesehatan dengan didukung oleh seluruh stakeholders akan memastikan pemulihan ekonomi segera kembali menguat pasca merebaknya varian Delta,” katanua.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa reformasi struktural diperlukan untuk mewujudkan transformasi ekonomi dan keberlanjutan ekonomi pasca pandemi, serta meningkatkan daya saing investasi Indonesia.