Pertandingan Leicester vs Palace Dihentikan Sejenak demi Buka Puasa

Baca Juga

MATA INDONESIA, LEICESTER – Ada pemandangan unik ketika Leicester City menghadapi Crystal Palace. Pertandingan dihentikan sejenak demi memberikan kesempatan pada Wesley Fofana dan Cheikhou Kouyate berbuka puasa.

Dalam pertandingan yang digelar pada Senin 26 April 2021 sore waktu setempat di King Power Stadium, laga dihentikan sejenak pada menit ke-30.

Saat itu, kiper Palace, Vicente Guaita, menunda untuk melakukan tendangan gawang karena bertepatan dengan azan Maghrib atau waktunya buka puasa. Ada dua pemain Muslim di lapangan, yakni Fofana (Leicester) dan Kouyate (Palace).

Kedua pemain tersebut tetap menjalankan puasa di tengah pertandingan yang melelahkan. Fofana dan Kouyate akhirnya bisa membatalkan puasanya saat laga dihentikan sejenak.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Liga Premier Inggris sebuah pertandingan dihentikan sejenak demi pemain beragama Islam membatalkan puasa.

Usai laga yang dimenangkan Leicester dengan skor 2-1 itu, Fofana mengucapkan terima kasih karena diberikan kesempatan membatalkan puasa di tengah pertandingan.

“Ingin mengucapkan terima kasih pada @premierleague dan juga @cpfc, @vguaita13, dan semua pemain Leicester yang memberikan kesempatan saya membatalkan puasa di tengah pertandingan. Itu yang membuat sepak bola sangat indah,” kicau Fofana di akun Twitternya.

Pelatih Leicester, Brendan Rodgers memuji Fofana yang tetap komitmen melakukan puasa di tengah latihan dan pertandingan yang menguras tenaga.

“Dia memiliki kekuatan luar biasa untuk tetap bermain dan latihan selama bulan Ramadan. Dia bakat spesial dan pemain besar untuk kami,” ujar Rodgers, dikutip dari Sky Sports, Rabu 28 April 2021.

“Saya banyak bekerja sama dengan pemain-pemain yang taat dengan agamanya. Bagi kebanyakan dari mereka, hal itu justru memberikan mereka kekuatan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini