Perilaku Kuasa Hukum Rizieq menjadi Preseden Buruk bagi Peradilan

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perilaku kuasa hukum Rizieq selama mendampingi mantan pimpinan organisasi Front Pembela Islam (FPI) ini dinilai bakal menjadi preseden buruk. Mantan politisi partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menegaskan bahwa perilaku mereka tidak pantas karena menghina pengadilan.

“Apa yang dilakukan kuasa hukumnya Rizieq tidak patut di peradilan, saya pikir bahwa sidang etik profesi dari organisasi kawan-kawan ini harus dilakukan ya, karena ini bisa menjadi preseden buruk,” kata Ferdinand kepada Mata Indonesia News, Minggu 21 Maret 2021.

Ferdinand juga mendorong agar dilakukan sidang kode etik di asosiasi tempat para kuasa hukum Rizieq ini bernaung. Hal ini tidak lepas dari perilaku mereka yang membuat kegaduhan selama proses hukum berlangsung.

“Bahkan hal-hal seperti ini, akan membuat martabat dan kehormatan pengadilan kita terganggu, makanya saya usulkan bahwa asosiasi tempat advokat ini bernaung dilakukan sidang kode etik kepada para pengacara yang telah melakukan kegaduhan di dalam persidangan,” kata Ferdinand.

Ia juga mengatakan seharusnya kuasa hukum Rizieq Shihab bisa mengemukakan protes dengan etika hukum yang baik.

“Untuk hal-hal yang mereka tidak sepakati kan boleh mengajukan protes kepada hakim ya tapi harus dengan etika yang diatur, semua kan ada aturan, tidak boleh bar-bar ya asal semaunya bertindak seperti itu,” kata Ferdinand.

Adapun kericuhan sempat terjadi saat sidang perdana Rizieq Shihab. Saat itu tim kuasa hukum Rizieq Shihab berteriak dan menunjuk-nunjuk Jaksa Penuntut Umum (JPU) karena menuntut Rizieq dihadirkan di ruang sidang secara offline.

Bahkan, saat menjelang sidang dakwaan dugaan tindak pidana karantina Rizieq Shihab pada 19 Maret 2021 lalu di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, tim kuasa hukum Rizieq Shihab marah dan menunjuk-nunjuk anggota Polri yang menjaga lokasi.