Percepat Relokasi, Bentuk Balas Budi Inggris terhadap Staf Lokal Afghanistan

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Inggris mengumumkan rencana untuk mempercepat relokasi staf Afghanistan yang bekerja dengan militer dan keluarga mereka menjelang rencana penarikan pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat (AS).

Di bawah skema relokasi Inggris untuk mantan dan staf Afghanistan saat ini, lebih dari 1.300 pekerja dan keluarga mereka telah dibawa ke Inggris. Sementara lebih dari 3.000 warga Afghanistan diperkirakan akan dimukimkan kembali di bawah rencana tersebut.

Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace membenarkan rencana mempercepat relokasi staf Afghanistan. Ia beralasan bahwa staf Afghanistan tersebut berisiko mendapat serangan atau ancaman dari milisi Taliban dan pasukan pemberontak di negara yang berbatasan dengan Asia Selatan dan Asia Tengah.

“Dengan perginya kekuatan Barat, maka tingkat ancaman meningkat, termasuk serangan yang ditargetkan oleh Taliban,” kata Ben Wallace, melansir English al Arabiya, Selasa, 1 Juni 2021.

“Staf lokal yang bertugas dengan pasukan Inggris telah banyak berkorban untuk menjaga kami dan sekaranglah waktunya untuk melakukan hal yang sama,” sambungnya.

Menteri Dalam Negeri Priti Patel mengatakan bahwa Pemerintah Inggris memiliki kewajiban moral untuk merelokasi staf lokal Afghanistan dan mengakui bahwa risiko yang dihadapi dalam memerangi terorisme wajib diapresiasi.

“Saya senang kami dapat menghadapi ini sepenuhnya dengan memberi mereka dan keluarga mereka kesempatan untuk membangun kehidupan baru di negara ini,” kata Menteri Dalam Negeri, Priti Patel.

Inggris dan anggota NATO lainnya telah berada di bawah tekanan para pegiat untuk merelokasi ribuan staf lokal yang bertugas bersama mereka selama hampir dua dekade konflik dibumi Afghanistan.

Pada pertengahan April, Presiden Joe Biden memerintahkan menarik 2,500 pasukan AS di Afghanistan pada 11 September atau tepat 20 tahun pasca-serangan Al-Qaeda yang memicu peperangan panjang.

Keputusan Presiden Biden melewati tenggat waktu yang sebelumnya direncanakan, yakni pada 1 Mei –seperti yang disetujui mantan Presiden Donald Trump dan Taliban tahun lalu.

Para pemberontak Taliban mengancam akan melanjutkan serangan terhadap pasukan asing jika tenggat waktu itu terlewat. Tetapi Presiden Biden masih akan menetapkan tanggal penarikan jangka pendek, yang berpotensi meredakan kekhawatiran Taliban.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintahan Prabowo-Gibran Berkomitmen Mewujudkan IKN Sebagai Kota Ramah Lingkungan

Oleh: Dewi Ambara* Indonesia kini memasuki era baru dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Dipimpin oleh Presiden...
- Advertisement -

Baca berita yang ini