Perangi Covid19, Jokowi Perintahkan Pakai Produk Dalam Negeri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Untuk mempercepat penanganan Pandemi Covid19, Presiden Jokowi meminta dilakukan tiga hal yaitu pengujian spesimen, penanganan kepulangan tenaga migran, dan percepatan produksi alat kesehatan serta obat Covid19, dalam negeri.

“Saya ingin berbicara tiga hal yaitu pertama pengujian spesimen, juga penanganan kepulangan pekerja migran Indonesia, dan ketiga percepatan produksi alat kesehatan dan obat COVID-19,” kata Presiden Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference terkait Percepatan Penanganan Pandemi COVID-19 dari Istana Merdeka Jakarta, Senin.

Presiden memerintahkan pengujian untuk PCR hingga 10 ribu spesimen setiap hari, sedangkan sekarang baru sekitar 4.000-5.000 per hari.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19 sekarang menyatakan sudah ada 104 laboratorium yang masuk dalam jaringan lab Covid19. Jokowi mengharapkan semua laboratorium itu berfungsi maksimal.

Dia juga menginginkan kesiapan SDM terlatih untuk penanganan pandemi tersebut agar menjadi perhatian.

Sementara untuk reagen PCR, RNA dan VTM dia minta segera dipenuhi kekurangannya minggu ini juga.

Soal kepulangan pekerja migran Indonesia yang jumlahnya sekitar 34 ribu, harus betul-betul berjalan baik di lapangan.

Dia juga meminta menggunakan produk dalam negeri untuk menghadapi pandemi ini, karena Kemenristek dan BRIN telah berhasil mengembangkan PCR test kit, non PCR diagnostic test, dan juga ventilator, serta mobile BSL 2.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini