Peparnas Gaungkan Papua sebagai Lumbung Kopi Nasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – Momentum Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021 dapat menjadi medium promosi berbagai produk unggulan. Salah satunya produk kopi Papua.

Dengan begitu, masyarakat di berbagai pelosok Tanah Air dapat mengetahui produk-produk unggulan para petani Papua.

Ketua Asosiasi Kopi Indonesia DPD Papua, Andrew Bahabol, mengatakan potensi produk kopi tanah Papua begitu besar. Prediksinya bila optimal bisa mencapai hingga 10 ribu ton.

Sebab, banyak lahan tanah subur yang berada wilayah di Papua yang dapat  dipergunakan untuk menanam dua jenis komoditas produk kopi robusta dan arabica.

“Papua berpotensi menghasilkan 10 ribu ton per tahun kita bisa panen. Jadi kalau panen raya saya bisa menyediakan untuk banyak orang yang pesan,” kata Ketua Asosiasi Kopi Indonesia DPD Papua Andrew Bahabol bertajuk “Peparnas XVI Dorong UMKM Papua Naik Kelas”,  Kamis 11 November 2021.

Terdapat dua wilayah di Kota Jayapura yang memiliki tanah subur yakni di wilayah Perkampungan Genyem dan Kecamatan Arso. Keduanya sangat cocok menjadi tempat penanaman kopi dengan jenis Robusta.

Tanahnya subur dan kondisi alam mendukung, sehingga tanaman kopi dapat tumbuh subur dalam waktu yang relatif lebih cepat.

Selain itu, di daerah Kabupaten Jayawijaya, Yahukimo, dan Dogiyai cocok  dengan jenis kopi Arabica. Mengingat, wilayah tersebut sangat mendukung penanaman dengan jenis kopi itu. ”Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Yahukimo, dan Moanemani di Kabupaten Dogiyai cocok untuk kopi jenis Arabica,” katanya.

Andrew kini tengah melakukan serangkaian pembinaan terhadap sekitar 50 anak muda di wilayah-wilayah terkait. Mereka bergabung menjadi petani kopi. Sehingga, bisa menjadi pondasi awal dalam mendorong kebangkitan produk kopi Papua di berbagai kancah nasional, regional, hingga internasional.

Anak muda ini mendapat pelatihan dengan cara pendekatan dari hati ke hati. Agar, dapat ikut berpartisipasi secara aktif dalam mengelola berbagai produk kopi yang dihasilkan oleh Papua. Mengingat, potensi dari tanaman kopi bisa membuat kesejahteraan seluruh masyarakat menjadi lebih baik.

Para milenial ini, akan mendapat pengetahuan mengelola tanaman kopi dengan cara benar. Harapannya, dari produk kopi yang unggul ini  membawa kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat di masa mendatang. ”Para milenial yang berada di seluruh daerah Papua dapat menjadi petani berdasi,” katanya.

Bermodalkan dua hal itu, luasnya lahan-lahan yang subur ini, lanjut Andrew, dapat membawa peluang daerah Papua itu menjadi lumbung kopi nasional dalam beberapa waktu mendatang.

Mengingat, banyak potensi lahan subur hingga saat ini belum dapat terkelola secara optimal oleh banyak pemangku kepentingan di wilayah-wilayah terkait.

Usulan Papua sebagai lumbung kopi nasional telah sampai ke pemerintah daerah dan pusat. Ide ini mendapatkan sambutan yang baik dari berbagai instansi terkait. Angin segar ini segera terwujud terutama nanti pada tahun 2022. Di tahun ini Papua dapat menjadi lumbung kopi nasional.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini