MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Pertamina resmi menurunkan harga pertamax sejak Sabtu 1 Oktober 2022 kemarin. Sebelumnya harga pertamax dijual Rp14.500 kini jadi Rp13.900 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Namun pedagang tidak merasakan dampaknya secara signifikan.
Salah satu pedagang yang acuh terhadap turunnya harga Pertamax adalah Supriyati. Pedagang di Teras Malioboro II ini mengaku tidak terdampak oleh turunnya harga Pertamax.
“Karena saya pakai pertalite mbak jadi nggak begitu berpengaruh (tidak merasakan dampak positif terhadap turunnya harga Pertamax),” ujarnya Kamis 6 Oktober 2022.
Supriyati mengatakan bahwa dia mengharapkan Pertalite yang diturunkan oleh Pertamina. Tapi dia juga mengharapkan harga pertamax bisa turun.
“Iya (mengharapkan harga pertamax turun), apalagi kalau pertamax bisa turun jadi sama dengan pertalite,” ucapnya.
Harapan Supriyati ini wajar, karena musim liburan belum terjadi. Sehingga jumlah wisatawan di DIY belum tinggi yang mengakibatkan pendapatannya masih seret.
“Yang jelas sangat disayangkan harga Pertalite naik pas pendapatan juga pas turun drastis seperti ini,” ujarnya.
Dalam kurun waktu 2 hari pasca penurunan harga BBM ini, pihaknya mengakui belum banyak pembeli yang berbelanja pakaian di lapak miliknya. Pihaknya memang tidak bisa membandingkan dengan kurun waktu yang telalu singkat.
“Memang sampai saat ini pendapatan kita masih lesu, jadi perlu terus didorong dan harapannya ada strategi baru dari pemerintah agar perekonomian kita semakin membaik dengan mendatangkan pembeli juga,” katanya.
Meski ada penurunan harga BBM Pertamax Supriyati belum berencana menurunkan harga pakaiannya. Mengingat harga BBM tak begitu berpengaruh dengan harga kain.
“Masih sama, pakaian dijual kisaran Rp20-60 ribu itu kaus atau daster. Kalau jaket atau batik bermacam-macam, masih di kisaran Rp60-150 ribu,” kata dia.
Reporter: Abraar