MATA INDONESIA, JAKARTA-Produktivitas rumput laut di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus digenjot oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor. Salah satu langkahnya dengan aktif memberikan pendampingan dan penyuluhan kepada masyarakat terkait produksi rumput laut menggunakan sistem kultur jaringan.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono menyakini bahwa meningkatnya produktivitas rumput laut dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan pembudidaya komoditas ini.
Dirinya berharap penyerapan tenaga kerja lokal dari kegiatan budidaya maupun usaha rumput di NTT juga meningkat.
Trenggono meminta pelaku usaha ikut memberikan bimbingan ke pembudidaya agar kualitas rumput laut yang dihasilkan lebih tinggi. Serta pelaku usaha tidak keberatan membeli rumput laut basah dari para pembudidaya untuk membantu peningkatan ekonomi masyarakat.
“Masyarakat harus dilibatkan, jika membeli produk basah dari masyarakat, hasilnya akan langsung dirasakan. Masyarakat sekitar jadi sejahtera dan maju. Tidak perlu kirim jauh dari luar juga,” katanya.
Rumput laut merupakan komoditas budidaya yang akan digenjot produktivitasnya karena termasuk dalam program terobosan KKP periode 2021-2024, bersama dengan udang, lobster dan kepiting. Rumput laut selama ini juga termasuk komoditas unggulan ekspor, dimana sepanjang Januari hingga September 2021, nilai ekspornya mencapai 236 juta US dolar.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Laiskodat mendukung penuh program terobosan KKP untuk menggenjot produktivitas rumput laut. Menurutnya kegiatan budidaya rumput laut berjalan hampir di semua wilayah pesisir NTT.