Pengungsi di Tempat Penampungan di Honduras Terancam Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL –  Puluhan ribu pengungsi Honduras harus berdesakan di tempat penampungan badai yang penuh sesak. Hal ini meningkatkan kekhawatiran, kasus infeksi virus corona di Honduras akan meroket tajam.

Ratusan ribu orang di seluruh Amerika Tengah telah mengungsi, meninggalkan rumah mereka setelah Badai Iota dan Eta menerjang dan menjadi malapetaka dari Tabasco di Meksiko Selatan hingga Panama.

Pekerja di empat organisasi bantuan internasional dan dua pemimpin gereja lokal mengatakan kepada Reuters bahwa kondisi sanitasi yang tidak memadai di tempat penampungan di utara kota San Pedro Sula menjadi perhatian serius.

“Masalah kesehatan yang paling mendesak adalah virus corona,” kata penasihat senior di Lutheran World Relief, Matt Hackworth usai mengunjungi sejumlah tempat penampungan, melansir Reuters, Jumat, 20 November 2020.

“Anda tidak melihat penggunaan masker, Anda tidak melihat para pengungsi menjaga jarak secara sosial, mencuci tangan dengan intensitas tinggi –tempat penampungannya kewalahan,” sambungnya.

Seorang saksi mata Reuters menceritakan, sekelompok pengungsi dari segala usia berbaring di atas kasur yang berdempetan satu sama lain. Beberapa orang pengungsi berkeliling, memberi bantuan. Ironinya, hampir mayoritas para pengungsi tak memakai masker.

Wakil Menteri Kesehatan Honduras, Roberto Cosenza mengatakan lebih dari seperempat dari 3,500 orang yang dites rapid oleh otoritas lokal di tempat penampungan di San Pedro Sula dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

“Selama evakuasi, hal yang paling penting jelas menjaga nyawa orang-orang, tetapi mereka pergi tanpa masker dan banyak melakukan kontak dengan orang lain, termasuk beberapa orang yang menderita penyakit tersebut,” kata Cosenza kepada televisi lokal.

“Kami mendapatkan tingkat positif (infeksi virus corona) yang tinggi di tempat penampungan ini,” sambungnya.

Hingga Senin (16/11), terdapat 55,435 orang di 535 tempat penampungan di seluruh Honduras. Secara keseluruhan, Honduras telah mendaftarkan 103, 488 kasus infeksi virus corona dan 2,389 kematian, Rabu (18/11).

“Tidak ada tempat di sini yang memadai. Yang dicari orang saat ini adalah atap di atas kepala mereka, suatu tempat yang aman,” kata Pendeta Jorge Escobar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini