MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai bahwa kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) telah menyebar ke seluruh Indonesia termasuk Papua. Pergerakan kelompok ini memang sulit diprediksi sehingga aparat keamanan yang ada di Papua pun harus tetap waspada.
“JAD sudah menyebar ke seluruh Indonesia, mereka ke Papua diduga karena pertimbangan teknis, yang tidak akan diperkirakan JAD berada di basis non-muslim, dan adanya target yang lebih terbuka seperti tempat ibadah atau gereja,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Selasa 1 Juni 2021.
Sementara itu, Polri menyatakan bahwa 10 terduga teroris yang ditangkap di wilayah Merauke, Papua itu sudah melakukan baiat atau sumpah setia kepada ke Negara Islam Irak-Suriah (ISIS). Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono juga mengatakan bahwa tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menduga bahwa kelompok teroris itu sedang merencakan aksi teror di gereja.
“Tentunya 10 orang itu kalau dilihat dari nama-namanya orang dari Jawa dan dari Sulawesi yang sudah lama tinggal lama di sana, di Merauke,” kata Argo.
Tidak hanya itu, Polri juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti senapan angina, senjata tajam, peralatan panah, hingga beberapa cairan yang belum dapat diidentifikasi. Peralatan lainnya juga dinilai bermuatan unsur bahan kimia yang ditemukan penyidik selama melakukan penggeledahan.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri juga mengatakan bahwa para teroris yang tergabung dalam kelompok JAD itu juga memiliki kaitan dengan kasus bom bunuh diri di Makassar, Sulawesi Selatan.
Ia mengatakan bahwa para terduga teroris itu memang sering berkunjung ke Makassar. Bahkan, beberapa di antara mereka ada yang terkait dengan kasus bom bunuh diri.